Horor, Ban Pesawat Boeing American Airlines Meledak dan Terbakar Saat Lepas Landas di Bandara AS

Video yang diposting di YouTube oleh pengguna Kapten Steven Markovich menunjukkan sebuah pesawat American Airlines meluncur di landasan ketika ban kanannya terbakar dan asap memenuhi udara. Video menunjukkan ban pecah dan pecahan ban tertinggal di landasan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Jul 2024, 14:07 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 14:07 WIB
Ban meledak di pesawat American Airlines menuju Phoenix dari Bandara Internasional Tampa pada Rabu (10/7/2024) pagi. [Tangkapan layar Kapten Steven Markovich di YouTube]
Ban meledak di pesawat American Airlines menuju Phoenix dari Bandara Internasional Tampa pada Rabu (10/7/2024) pagi. [Tangkapan layar Kapten Steven Markovich di YouTube]

Liputan6.com, Tampa - Sebuah penerbangan menuju Phoenix AS ditunda Rabu (10/7/2024) pagi setelah ban di pesawat meledak saat lepas landas di Bandara Internasional Tampa.

Video yang diposting di YouTube oleh pengguna Kapten Steven Markovich menunjukkan sebuah pesawat American Airlines meluncur di landasan ketika ban kanannya terbakar dan asap memenuhi udara. Video menunjukkan ban pecah dan pecahan ban tertinggal di landasan.

"Ban pecah,” teriak Markovich dalam video. "Darurat, darurat, darurat. Itu terbakar," katanya seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (11/7).

Suara-suara di radio terdengar mengatakan "Batalkan" dan "ban kita bocor."

"Responden pertama dipanggil ke American Airlines Penerbangan 590 di Taxiway W sebelum jam 8 pagi," kata Joshua Gillin, juru bicara bandara, melalui email.

Penumpang dan awak pesawat keluar dari pesawat dan dibawa ke Airside F, dan operasi penerbangan lainnya tidak terpengaruh, kata Gillin.

Tidak ada korban luka yang dilaporkan, menurut juru bicara American Airlines Ethan Klapper, yang mengatakan 174 penumpang dan enam awak berada di dalamnya.

Klapper mengatakan pesawat Boeing 737-800 itu mengalami masalah mekanis terkait ban sebelum lepas landas. Penumpang ditampung pada penerbangan pengganti ke Phoenix.

“Pelanggan turun dengan selamat dan diantar ke terminal,” kata Klapper melalui email. “Kami tidak ingin mengganggu rencana perjalanan pelanggan kami dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.”

Pelapor menuduh perusahaan mengambil jalan pintas yang membahayakan penumpang, hal yang dibantah oleh Boeing.

Sebelumnya pada bulan April, perusahaan Boeing melaporkan bahwa mereka kehilangan $355 juta karena penurunan pendapatan pada kuartal pertama di tengah kontroversi tersebut. Pada bulan Mei, perusahaan tersebut merinci kepada regulator federal bagaimana mereka berencana meningkatkan kualitas dan keselamatan, termasuk peningkatan inspeksi dan kontrol yang lebih ketat terhadap pemasok.

Mekanik Pria Tersedot Mesin Pesawat Jet Boeing di Bandara Iran, Ini yang Terjadi Selanjutnya

Layanan darurat di lokasi kejadian setelah kecelakaan pria tersedot mesin pesawat jet Boeing di Iran. (X/@FlightModeblog)
Layanan darurat di lokasi kejadian setelah kecelakaan pria tersedot mesin pesawat jet Boeing di Iran. (X/@FlightModeblog)

Insiden lain yang melibatkan Boeing belum lama ini terkait seorang mekanik tersedot ke dalam mesin jet Boeing yang sedang beroperasi. Ia terbunuh karena lupa alatnya dan kembali mengambilnya.

Melansir Metro.co.uk, Rabu (10/7/2024), saat kejadian nahas itu Abolfazl Amiri sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin pada pesawat 737-500 setelah penumpang dan awak turun usai penerbangan mereka dari Teheran, Iran.

Area aman telah disiapkan di sekitar mesin sesuai kebutuhan, namun Amiri dilaporkan kembali ke sana untuk mengambil alatnya yang tertinggal pada 3 Juli 2024 lalu.

Cover flaps atau bagian penutup mesinnya secara tidak sengaja tak ditutup, yang berarti dia bisa terseret ke dalam mesin CFM56 yang sedang beroperasi dan kemudian terbakar, kata surat kabar Bild.

Petugas pemadam kebakaran segera tiba di bandara internasional Chabahar Konarak di Iran selatan dan memadamkan api dengan air, lalu menemukan jasad Amiri.

Pesawat berusia 26 tahun yang dioperasikan oleh maskapai domestik Varesh Airlines lalu dilarang terbang untuk perbaikan, dan penyelidikan atas kecelakaan tersebut diperintahkan oleh otoritas penerbangan Iran.

Situs informasi keselamatan penerbangan JACDEC memposting tentang insiden tersebut, mengatakan: insinyur tersebut ‘meninggal seketika’ saat mengerjakan mesin sebelah kanan.

Sebelumnya, insiden lain di mana pekerja bandara tersedot ke dalam mesin pesawat pernah terjadi pada bulan Mei. Saat itu seorang pria tewas di dalam mesin KLM Cityhopper Embraer di Bandara Schipol di Amsterdam saat berada di depan landasan. Insiden ini diketahui sebagai bunuh diri setelah dilakukan penyelidikan, karena polisi mengatakan pria tersebut "sengaja naik ke mesin.

Insiden fatal lainnya terjadi pada tahun 2023, ketika ibu tiga anak Courtney Edwards mendekati mesin pesawat yang sedang menyala di Bandara Regional Montgomery di AS saat bekerja sebagai ground worker atau pekerja darat, dan tersedot ke dalam.

Masker Oksigen di 2.600 Pesawat Boeing 737 Disebut Berpotensi Bermasalah, FAA Instruksikan Inspeksi

Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Selain itu, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) telah mengeluarkan perintah untuk memeriksa 2.600 pesawat Boeing 737, termasuk model 737 MAX dan Next Generation, karena potensi masalah pada tali penahan masker oksigen penumpang.

Mengutip VOA Indonesia, Selasa (9/7/2024), inspeksi ini dipicu oleh laporan tentang pergeseran generator oksigen unit layanan penumpang dari posisi aslinya. Pergeseran ini dapat mengganggu kemampuan pesawat dalam menyediakan oksigen tambahan kepada penumpang selama situasi darurat seperti turbulensi.

Boeing, raksasa produsen pesawat AS itu telah mengakui bahwa perekat baru yang diperkenalkan pada tali penahan generator oksigen pada Agustus 2019 dapat menyebabkan pergeseran hingga tiga perempat inci dalam kondisi tertentu. Sebagai solusi, Boeing meminta maskapai untuk mengganti tali penahan tersebut dengan yang menggunakan perekat lama.

"Kami kembali menggunakan perekat asli untuk semua pengiriman baru guna memastikan generator tetap terpasang dengan benar sesuai tujuan," kata Boeing.

Meski demikian, FAA tetap memerintahkan inspeksi terhadap seluruh armada Boeing 737 yang beroperasi. Maskapai penerbangan diwajibkan untuk melakukan inspeksi visual umum dan, jika diperlukan, mengganti generator oksigen dengan yang baru atau yang dapat diservis.

"Arahan kelaikan udara kami segera berlaku dan memerlukan inspeksi dan tindakan perbaikan jika diperlukan dalam 120 hingga 150 hari terhadap seri 737," kata FAA.

Adapun perintah ini juga melarang maskapai penerbangan memasang suku cadang yang berpotensi cacat dan mewajibkan mereka memasang bantalan termal, serta memindahkan posisi generator oksigen yang terdampak.

Setiap Boeing 737 sejatinya dilengkapi dengan 61 generator oksigen, dan setiap generator memiliki dua tali penahan. FAA menekankan pentingnya inspeksi ini untuk memastikan keselamatan penumpang dalam situasi darurat.

 

Boeing Mengaku Salah Soal Kecelakaan Pesawat 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia, Bakal Bayar Denda Lagi Rp3,9 Triliun

Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)

Sementara itu, perusahaan Boeing pada Senin (8/7/2024) mengatakan pihaknya telah “mencapai kesepakatan” dengan Department of Justice (DoJ) atau Departemen Kehakiman AS mengenai dua kecelakaan fatal armada Boeing 737 MAX lebih dari lima tahun lalu, salah satunya terjadi di Indonesia.

“Kami pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan mengenai resolusi dengan Departemen Kehakiman, tergantung pada peringatan dan persetujuan persyaratan tertentu,” kata Boeing kepada AFP dalam sebuah pernyataan yang dikutip Selasa (9/7).

Kesepakatan itu dicapai setelah jaksa penuntut menyimpulkan bahwa raksasa penerbangan tersebut melanggar penyelesaian sebelumnya dalam menangani bencana tersebut, yang menewaskan 346 orang di Ethiopia dan Indonesia.

Sejumlah sumber mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa Boeing berada pada tenggat waktu untuk menerima atau menolak proposal DoJ yang mengharuskannya mengaku bersalah atas penipuan selama sertifikasi pesawat Boeing seri MAX.

Kesulitan hukum terbaru Boeing dipicu oleh keputusan Departemen Kehakiman AS pada pertengahan Mei bahwa perusahaan tersebut mengabaikan deferred prosecution agreement (DPA) atau perjanjian penuntutan yang ditangguhkan tahun 2021 dengan tidak memenuhi persyaratan untuk meningkatkan program kepatuhan dan etika setelah Boeing MAX jatuh.

Keluarga korban pesawat Boeing MAX "sangat kecewa" dengan kesepakatan yang dicapai antara Boeing dan DoJ, kata seorang pengacara di Clifford Law yang mewakili mereka.

“Lebih banyak bukti telah disajikan selama lima tahun terakhir yang menunjukkan bahwa budaya Boeing yang mengutamakan keuntungan di atas keselamatan tidak berubah. Perjanjian pembelaan ini hanya semakin menyimpang dari tujuan perusahaan,” kata mitra senior Robert A. Clifford dalam sebuah pernyataan.

Melansir Associated Press (AP), dalam pengajuan kasus hukum pada Minggu (7/7) malam – beberapa menit sebelum batas waktu tengah malam – Departemen Kehakiman AS mengungkapkan perjanjian tersebut dan mengatakan tuduhan penipuan tersebut adalah “pelanggaran paling serius yang dapat dibuktikan” yang dapat diajukan terhadap Boeing. Jaksa mengatakan Boeing akan membayar denda lagi sebesar $243,6 juta atau sekitar Rp3,9 triliun, setara dengan denda yang dibayarkan pada tahun 2021 untuk kejahatan yang sama.

Boeing akan dikenakan hukuman kejahatan jika pihaknya menindaklanjuti kesepakatan dengan jaksa untuk mengaku bersalah atas penipuan sehubungan dengan persetujuan 737 MAX sebelum dua pesawatnya jatuh, menewaskan 346 orang di lepas pantai Indonesia dan di Ethiopia.

Raksasa kedirgantaraan Amerika disebutkan telah memperhitungkan bahwa mengakui kejahatan lebih baik daripada melawan tuduhan dan menjalani persidangan yang panjang di depan umum. Namun, kesepakatan pembelaan belum merupakan hal yang pasti.

Adapun kerabat dari beberapa penumpang yang meninggal telah mengindikasikan bahwa mereka akan meminta hakim federal di Texas untuk membatalkan perjanjian tersebut, yang menurut mereka terlalu lunak mengingat banyaknya nyawa yang hilang. Mereka menginginkan pengadilan, mereka menginginkan denda yang besar, dan mereka ingin para pemimpin Boeing menghadapi tuntutan.

Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing
Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing. (Liputan6.com/Putri Astrian Surahman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya