Liputan6.com, Addis Ababa - Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat di daerah terpencil di Ethiopia telah menewaskan sedikitnya 229 orang. Demikian disampaikan pemerintah setempat pada Selasa (23/7/2024).
"Anak-anak kecil dan wanita hamil termasuk di antara korban di Distrik Kencho Shacha Gozdi di Ethiopia selatan," kata Dagmawi Ayele, seorang pejabat setempat seperti dilansir kantor berita AP, Rabu (24/7).
Ayele menambahkan bahwa setidaknya lima orang telah berhasil diselamatkan hidup-hidup.
Advertisement
Jumlah korban tewas meningkat tajam dari jumlah awal sebanyak 55 orang pada Senin (22/7) malam. Operasi pencarian berlanjut di daerah tersebut, kata Kassahun Abayneh, kepala kantor komunikasi di Zona Gofa, wilayah administratif tempat terjadinya tanah longsor.
Perdana Menteri Abiy Ahmed dalam pernyataannya via Facebook menyatakan bahwa dia sangat sedih atas kehilangan yang mengerikan ini.
"Gugus tugas pencegahan bencana federal telah dikerahkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan," sebut Abiy.
Tanah longsor sering terjadi selama musim hujan di Ethiopia, yang dimulai pada bulan Juli dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan September.
Tanah longsor yang mematikan sering terjadi di wilayah Afrika Timur yang lebih luas, mulai dari pegunungan di timur Uganda hingga dataran tinggi di Kenya tengah. Pada bulan April, setidaknya 45 orang tewas di wilayah Rift Valley di Kenya ketika banjir bandang dan tanah longsor menerjang rumah-rumah dan memutus jalan utama.