Liputan6.com, New York - UNESCO baru-baru ini merilis laporan yang mengungkapkan bahwa sebagian besar anak sekolah di dunia masih kekurangan akses terhadap pendidikan jasmani yang memadai.
Berdasarkan laporan pertama mengenai Status Global Pendidikan Jasmani Berkualitas, dua pertiga siswa Sekolah Menengah (SMP/SMA) dan lebih dari setengah siswa Sekolah Dasar (SD) tidak menerima pendidikan jasmani sesuai dengan rekomendasi mingguan.
Baca Juga
Mengutip pernyataan resmi PBB, Jumat (2/8/2024), Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menekankan pentingnya pendidikan jasmani sebagai investasi yang berharga, tidak hanya untuk kesehatan siswa tetapi juga untuk peningkatan kinerja akademis dan pengembangan pribadi mereka. Namun, pendidikan jasmani sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting. Oleh karena itu, UNESCO menyerukan kepada 194 negara anggotanya untuk menjadikan pendidikan jasmani sebagai prioritas, dengan alokasi waktu, sumber daya manusia, dan anggaran yang memadai.
Advertisement
Pada malam pembukaan Olimpiade Paris 2024, Direktur Jenderal UNESCO mengundang para menteri olahraga ke kantor pusat UNESCO di Paris untuk membahas pentingnya pendidikan jasmani.
Pertemuan ini, yang juga dihadiri oleh atlet dan tenaga pendidik, memberikan masukan untuk Konferensi Tingkat Tinggi Kepala Negara dan Pemerintahan yang diselenggarakan oleh Prancis dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
UNESCO menetapkan lima prioritas utama bagi 194 Negara Anggotanya:
- Meningkatkan pelatihan guru olahraga.Â
- Meningkatkan investasi infrastruktur.Â
- Mengembangkan program pendidikan jasmani yang inklusif, terutama bagi siswa perempuan dan remaja penyandang disabilitas.Â
- Meningkatkan jumlah jam pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah.Â
- Menempatkan nilai-nilai olahraga sebagai inti dari program pendidikan.
Laporan UNESCO menyediakan 10 indikator yang menilai kualitas pendidikan jasmani dari baik hingga buruk.
Indikator ini dirancang untuk membantu pemerintah daerah dan nasional dalam mengevaluasi kualitas pendidikan jasmani di negara masing-masing dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Â
Pentingnya Pendidikan Jasmani
UNESCO merekomendasikan agar siswa SD menerima pendidikan jasmani minimal dua jam per minggu, dan siswa SMP serta SMA minimal tiga jam per minggu. Namun, target ini masih jauh dari kenyataan di banyak negara.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa hanya 58 persen negara yang menjadikan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa perempuan.
Selain itu, hanya tujuh persen sekolah di dunia yang memberikan jumlah waktu yang sama untuk pendidikan jasmani kepada siswa laki-laki dan perempuan.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa kurang dari setengah guru sekolah dasar telah menerima pelatihan khusus di bidang pendidikan jasmani.
Selain itu, terdapat perbedaan signifikan dalam pengalokasian dana untuk pendidikan jasmani di berbagai negara: dua pertiga negara hanya mengalokasikan kurang dari dua persen dari total anggaran pendidikan mereka untuk pendidikan jasmani, sementara sekitar satu dari sepuluh negara mengalokasikan lebih dari tujuh persen.
Advertisement
Investasi yang Menguntungkan
UNESCO menegaskan bahwa pendidikan jasmani menawarkan banyak keuntungan.
Studi yang didukung oleh PBB menunjukkan bahwa pendidikan jasmani dapat mengurangi tingkat obesitas siswa sebesar 30 persen, meningkatkan hasil ujian bagi 40 persen siswa, dan membantu mencegah depresi serta kecemasan, khususnya bagi siswa perempuan.
Pendidikan jasmani juga dapat meningkatkan kehadiran sekolah hingga 20 persen dan memperbaiki perilaku di sekolah hingga 60 persen.
Audrey Azoulay telah mempresentasikan hasil laporan ini dan rekomendasi UNESCO kepada Kepala Negara dan Pemerintah pada KTT Olahraga dan Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Prancis dan IOC, bekerja sama dengan Agensi Pembangunan Prancis (AFD) di Carrousel du Louvre. Ia juga mengumumkan inisiatif baru UNESCO yang ditujukan untuk guru olahraga dalam upaya meningkatkan perjuangan melawan diskriminasi.