Update Krisis Bangladesh: Muhammad Yunus Dilantik Sebagai Perdana Menteri Sementara

Apa yang menjadi prioritas Muhammad Yunus setelah dilantik sebagai perdana menteri sementara Bangladesh? Berikut ulasannya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Agu 2024, 07:49 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 07:49 WIB
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Muhammad Yunus sebagai kepala pemerintahan sementara, di Dhaka, Kamis (8/8/2024).
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Muhammad Yunus sebagai kepala pemerintahan sementara, di Dhaka, Kamis (8/8/2024). (Dok. AP/Rajib Dhar)

Liputan6.com, Dhaka - Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus (84) mengambil sumpah jabatan sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh pada hari Kamis (8/8/2024) malam, setelah unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa membuat Perdana Menteri Sheikh Hasina (76) mengundurkan diri dan kabur ke India.

Tugas utama Yunus sekarang adalah memulihkan perdamaian di Bangladesh dan mempersiapkan pemilu.

Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Yunus untuk perannya sebagai penasihat utama, yang setara dengan perdana menteri, di hadapan diplomat asing, anggota masyarakat sipil, pengusaha papan atas, dan anggota partai oposisi di istana presiden di Dhaka. Tidak ada perwakilan dari partai Hasina, Liga Awami, yang hadir.

Enam belas orang lainnya telah dimasukkan dalam kabinet sementara dengan anggota yang sebagian besar berasal dari masyarakat sipil dan termasuk dua pemimpin dari mahasiswa. Anggota kabinet dipilih melalui diskusi yang melibatkan mahasiswa, perwakilan masyarakat sipil, dan militer.

Hasina mengundurkan diri pada hari Senin (5/8), setelah demonstrasi menuntut reformasi sistem kuota pegawai negeri sipil (PNS) yang dimulai pada bulan Juli berkembang dengan kacau. Sistem kuota PNS sebelumnya dinilai lebih menguntungkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Liga Awami.

Jauh sebelum Hasina mundur, Mahkamah Agung Bangladesh telah mengumumkan perubahan pada sistem kuota, yakni mengurangi jatah bagi keluarga veteran dari 30 persen menjadi 5 persen, 93 persen akan didasarkan pada prestasi, dan 2 persen lainnya diperuntukkan bagi anggota etnis minoritas, transgender, dan penyandang disabilitas.

Namun, unjuk rasa tidak berakhir dan berubah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Hasina selama 15 tahun kekuasaannya karena lebih dari 300 orang termasuk mahasiswa tewas menyusul respons keras oleh aparat keamanan. Kepemimpinan Hasina ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, tuduhan kecurangan pemilu, dan tindakan keras brutal terhadap lawan.

Adapun Yunus, yang dianugerahi Nobel Perdamaian 2006 atas sepak terjangnya mengembangkan pasar kredit mikro, berada di ibu kota Prancis untuk menjalani prosedur medis kecil saat dia dipilih menjadi perdana menteri sementara atas usulan para mahasiswa. Dia mendarat di Dhaka pada Kamis (7/8) pagi dengan pengamanan ketat di bandara.

Dalam jumpa pers pertamanya di Dhaka, Yunus mengatakan dalam bahwa prioritasnya adalah memulihkan ketertiban.

"Bangladesh adalah sebuah keluarga. Kita harus menyatukannya," kata Yunus, diapit oleh para mahasiswa, seperti dilansir AP, Jumat (9/8).

Pada Rabu (7/8) di Paris, Yunus menyerukan ketenangan dan diakhirinya semua kekerasan.

Presiden sendiri telah membubarkan parlemen pada Selasa (6/8), sehingga membuka jalan bagi pemerintahan sementara.

 

Bagaimana Respons Partai Hasina?

Sheikh Hasina.
Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (Dok. AP PHOTO)

Langkah cepat untuk memilih Yunus dilakukan ketika pengunduran diri Hasina menciptakan kekosongan kekuasaan dan membuat masa depan Bangladesh tidak jelas, yang memiliki sejarah pemerintahan militer, politik yang kacau, dan berbagai krisis.

Banyak yang khawatir bahwa kepergian Hasina dapat memicu ketidakstabilan yang lebih parah di negara berpenduduk padat sekitar 170 juta orang itu, yang sudah menghadapi pengangguran tinggi, korupsi, dan hubungan strategis yang rumit dengan India, China, dan Amerika Serikat (AS).

Hasina terpilih untuk masa jabatan keempat berturut-turut pada bulan Januari, dalam pemilu yang diboikot oleh lawan-lawan utamanya. Ribuan anggota oposisi dipenjara sebelum pemungutan suara. AS dan Inggris telah mengecam hasil pemilu tersebut tidak kredibel.

Sementara itu putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, pada Rabu berjanji bahwa keluarganya dan Liga Awami akan terus terlibat dalam politik Bangladesh. Pernyataannya itu merupakan pembalikan dari apa yang dia katakan sebelumnya minggu ini setelah Hasina mengundurkan diri.

"Jika kita ingin membangun Bangladesh baru, itu tidak mungkin tanpa Liga Awami," ujarnya. "Liga Awami adalah partai tertua, demokratis, dan terbesar di Bangladesh."

Banyak pengamat melihat Joy sebagai penerus Hasina dalam budaya politik dinasti yang mendominasi politik negara Asia Selatan itu.

Ucapan Selamat dari India

Personel Keamanan Jaga Ketat Perbatasan Bangladesh-India
Militer Bangladesh mengambil alih kendali atas negara pada tanggal 6 Agustus, setelah protes massa memaksa penguasa lama Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut. (Dibyangshu SARKAR/AFP)

Dari India, Perdana Menteri Narendra Modi menyampaikan ucapan selamatnya kepada Yunus via platform media sosial X. Dia turut menyinggung laporan bahwa umat Hindu di Bangladesh, negara yang mayoritas muslim, telah menjadi sasaran selama kerusuhan di negara itu.

"Harapan terbaik saya untuk Profesor Muhammad Yunus atas tugas barunya. Kami berharap agar keadaan segera kembali normal, dengan memastikan keselamatan dan perlindungan bagi umat Hindu dan semua komunitas minoritas lainnya," kata Modi. "India terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan Bangladesh guna memenuhi aspirasi bersama kedua bangsa kita untuk perdamaian, keamanan, dan pembangunan."

Pada hari Rabu, pengadilan di Dhaka membebaskan Yunus dalam kasus pelanggaran hukum ketenagakerjaan yang melibatkan perusahaan telekomunikasi yang didirikannya, di mana dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara. Dia dibebaskan dengan jaminan dalam kasus tersebut.

Yunus telah lama menentang Hasina, yang telah menjulukinya sebagai "penghisap darah", di mana Hasina menuduhnya menggunakan kekerasan untuk menarik cicilan pinjaman dari warga miskin pedesaan, terutama perempuan. Yunus membantah tuduhan itu.

Kekacauan di jalan-jalan Bangladesh berlanjut setelah Hasina mengundurkan diri. Tewasnya puluhan polisi mendorong mereka melancarkan aksi mogok kerja di seluruh negeri. Mereka mengancam tidak akan kembali kecuali keselamatan mereka terjamin.

Penjarahan senjata api juga dilaporkan di media lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya