Liputan6.com, New Delhi - Tahun lalu, sebuah survei memperkirakan bahwa pada tahun 2025 India akan mencapai angka 900 juta pengguna internet aktif, yang batas waktunya hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Prediksi angka 900 juta dibuat oleh Internet and Mobile Association of India (IAMAI) dan KANTAR pada tahun 2023.
Baca Juga
India melaju kencang dalam perjalanan transformasi digitalnya dan dari data terbaru yang dirilis oleh Otoritas Regulasi Telekomunikasi India (TRAI) menyatakan bahwa kepadatan telepon secara keseluruhan di negara tersebut telah meningkat dari 84,51% pada akhir Maret 2023 menjadi 85,69% pada akhir Maret 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 1,39%.
Advertisement
Laporan tersebut lebih lanjut menyoroti bahwa layanan pita lebar mempertahankan lintasan peningkatannya, dengan jumlah pelanggan pita lebar meningkat dari 84,6 crore (846 juta) pada Maret 2023 menjadi 92,4 crore (924 juta) pada Maret 2024, dikutip dari laman timeskuwait, Minggu (25/8/2024).
Tingkat pertumbuhan yang kuat sebesar 9,15% ini dengan penambahan besar-besaran sebanyak 7,8 crore (78 juta) pelanggan pita lebar menggarisbawahi pentingnya konektivitas berkecepatan tinggi.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah total pelanggan internet meningkat dari 88,1 crore (881 juta) pada akhir Maret 2023 menjadi 95,4 crore (954 juta) pada akhir Maret 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 8,30%, yang mengarah pada penambahan 7,3 crore (73 juta) pelanggan internet dalam satu tahun terakhir.
Semua data ini menunjukkan India mencapai kemajuan digital yang telah direncanakan oleh PM Narendra Modi.
Laporan TRAI menyebutkan jumlah pelanggan data nirkabel telah meningkat dari 84,6 crore (881 juta) pada akhir Maret 2023 menjadi 91,3 crore (913 juta) pada akhir Maret 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 7,93%.
Lebih lanjut, total volume penggunaan data nirkabel meningkat dari 1.60.054 PB selama tahun 2022-23 menjadi 1.94.774 PB selama tahun 2023-24 dengan pertumbuhan tahunan sebesar 21,69%, laporan tersebut menunjukkan, yang menunjukkan langkah kuat yang diambil dalam lanskap digital negara tersebut.
Dorongan Inisiatif dari Narendra Modi
Data tersebut memberikan dorongan bagi inisiatif Digital India PM Modi yang telah menyelesaikan perjalanan sembilan tahunnya tahun ini sejak diluncurkan pada 1 Juli 2015.
Inisiatif tersebut berubah menjadi sebuah gerakan dan saat ini penetrasi internet yang intens dan peningkatan konsumsi data mencerminkan cara sikap tersebut menyentuh sebagian besar kehidupan di negara tersebut.
Modi mengatakan: “India Digital adalah India yang berdaya, meningkatkan kemudahan hidup dan transparansi. Utas ini memberikan gambaran sekilas tentang langkah-langkah yang dibuat dalam satu dekade berkat penggunaan teknologi yang efektif.
Di bawah Inisiatif Digital India, pemerintah telah mengambil beberapa inisiatif untuk menghubungkan tidak hanya Metro tetapi juga kota-kota tingkat 2 dan 3 serta daerah pedesaan dan terpencil.
Pada Maret 2024, dari total Pelanggan Internet sebanyak 954,40 juta di India, terdapat 398,35 juta Pelanggan Internet Pedesaan. Lebih jauh, per April 2024, dari 6.44.131 desa di negara ini (data desa menurut Registrar General of India), 6.12.952 desa memiliki konektivitas seluler 3G/4G. Dengan demikian, 95,15% desa memiliki akses ke internet.
Advertisement
Skema Promosi BPO
Di bawah Digital India Initiative, berbagai perusahaan rintisan dan skema inovasi yang dipimpin teknologi seperti Technology Incubation and Development of Entrepreneurs (TIDE 2.0), Gen-Next Support for Innovative Startups (GENESIS), Domain Specific Centres of Excellence (CoEs) dan Next Generation Incubation Scheme (NGIS) telah dilakukan dengan total dana sekitar Rs 800 crore di negara ini termasuk kota-kota tingkat 2 dan tingkat 3.
Selain itu, pemerintah meluncurkan Skema Promosi BPO (Business Process Outsourcing) India (IBPS) & Skema Promosi BPO Timur Laut (NEBPS) dengan mendirikan 246 unit operasi BPO di 27 Negara Bagian/UT yang tersebar di 104 kota kecil.
Dalam laporan yang diterbitkan pada tahun 2023, Konfederasi Industri India mengatakan digitalisasi siap untuk mendorong perjalanan ambisius India menuju ekonomi senilai USD 10 triliun pada tahun 2035, merevolusi sektor-sektor seperti keuangan, perawatan kesehatan, pendidikan, dan industri.
Setelah penetrasi 4G yang luar biasa, India meluncurkan teknologi data 5G pada tahun 2022 dan laporan yang dipimpin Deloitte India memproyeksikan industri telekomunikasi India tumbuh sebesar USD 12,5 miliar setiap tiga tahun.
“India siap untuk membuka jalan menuju 'Atmanirbhar Bharat' karena 5G akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, dan menghubungkan penduduk perkotaan dan pedesaan. Hal ini akan mendorong efisiensi di sektor-sektor penting, seperti energi, perawatan kesehatan, dan pertanian, sebuah langkah ke arah pertimbangan komersial dan hasil sosial,” kata perusahaan tersebut dalam laporannya.