Jalani Frugal Living, Wanita di Jepang Berhasil Beli 3 Rumah di Usia 34 Tahun

Wanita di Jepang yang dijuluki sebagai the most frugal girl in the country ini bahkan rela tidak memberi mangkok atau piring dan makan langsung dari panci demi menghemat pengeluaran.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Agu 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 20:10 WIB
Ilustrasi hemat, dompet, uang
Ilustrasi hemat, dompet, uang. (Photo by Aleksandrs Karevs on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Jepang dijuluki sebagai the most frugal girl in the country atau gadis paling hemat" di negaranya, karena membeli tiga rumah dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun dan mewujudkan mimpinya untuk membuka kafe kucing.

Pada tahun 2019, Saki Tamogami (37) diundang ke sebuah program televisi karena gaya hidup frugal dan ketekunannya.

Dilansir SCMP, Selasa (27/8/2024), dalam acara tersebut, terungkap gaya hidup Tamogami yang sangat irit di mana ia menghabiskan 200 yen atau Rp21 ribu sehari untuk makan. Ini memungkinkannya menghemat banyak uang.

Ketika berusia 19 tahun, Tamogami menetapkan tujuan untuk memiliki tiga rumah pada usia 34 tahun. Ia mengatakan menemukan kenyamanan dan keamanan dalam menabung dan menikmati saat melihat tabungannya bertambah.

Setelah lulus kuliah, ia bekerja untuk agen properti dan sangat berhati-hati dengan gajinya.

Untuk meminimalkan pengeluaran, ia memasak semua makanannya di rumah, biasanya hanya menyajikan hidangan sederhana seperti roti panggang, mi udon, dan lobak yang didiskon, dengan pengeluaran tidak lebih dari 50 yen (Rp3.700) per porsi.

Sesekali, ia menambahkan sedikit variasi, seperti selai pada roti atau sepotong salmon dengan nasi, tetapi jarang sekali menghabiskan lebih dari 200 yen sehari untuk makanan.

Tak Beli Barang Baru

Ilustrasi mangkuk (pixabay)
Ilustrasi mangkuk (pixabay)

Ia bahkan tidak membeli mangkuk dan makan langsung dari panci untuk menghemat lebih banyak uang.

Selama bertahun-tahun, ia berpegang teguh pada prinsipnya: "Jangan pernah membeli apa pun tanpa diskon."

Sejak usia 19 tahun, ia berhenti membeli pakaian baru, dan malah mengandalkan barang-barang peninggalan kerabat, dan perabotan dari sampah.

Rambutnya, yang tidak pernah diwarnai atau dikeriting, dalam kondisi sangat baik sehingga ia dapat menjualnya seharga 3.100 yen (Rp331 ribu) jika sudah cukup panjang, yang dapat menutupi biaya hidupnya selama setengah bulan.

Rumah Pertama di Usia 27 Tahun

Sumber: freepik
Ilustrasi pintu rumah. Sumber: freepik

Melalui kebiasaan menabungnya yang tekun, ia membeli rumah pertamanya di Saitama di wilayah Kanto, sebelah utara Tokyo, seharga 10 juta yen (Rp1 miliar) pada usia 27 tahun.

Ia menggunakan pendapatan sewa untuk membayar hipotek, yang memungkinkannya membeli rumah kedua seharga 18 juta yen dua tahun kemudian.

Pada tahun 2019, ia berhasil mencapai tujuannya untuk memiliki rumah ketiga, yang menghabiskan biaya sebesar 37 juta yen.

Tamogami mengatakan motivasinya untuk menjalani kehidupan yang hemat tersebut berasal dari keinginannya untuk menyelamatkan kucing-kucing liar, setelah mengadopsi satu kucing saat ia masih kecil yang menjadi penghiburnya di masa-masa sulit.

Ia mewujudkan mimpinya dan membuka kafe kucing yang ia sebut Kafe Yuunagi di lantai dasar rumah ketiganya, yang menawarkan tempat berteduh dan dukungan bagi banyak kucing liar.

Kafe tersebut menarik minat para pecinta kucing dan pendapatannya membantu menyediakan perawatan bagi lebih banyak hewan.

Meskipun ia bebas secara finansial, Tamogami terus hidup sederhana dan berencana untuk menggunakan pendapatan dari sewa dan gajinya untuk lebih memperluas portofolio propertinya.

Jadi Perbincangan di Media Sosial

ilustrasi menabung
ilustrasi menabung (sumber: freepik)

Kisah yang kemudian viral di media sosial ini memicu diskusi luas di kalangan netizen.

"Dia harus ditambahkan ke dalam daftar delapan keajaiban dunia, bahkan lebih mengesankan daripada Pasukan Terakota," tulis salah satu pengguna.

"Banyak orang yang lahir pada tahun 1970-an di Tiongkok memiliki gaya hidup yang sama. Tampaknya membeli rumah telah menjadi seperti kecanduan bagi mereka," kata yang lain.

Orang ketiga mengungkapkan kekagumannya, dengan mengatakan: "Saya tidak bisa berkata-kata; saya mengagumi kedisiplinannya. Berpegang teguh pada satu tujuan selama beberapa dekade bukanlah pencapaian kecil."

infografis Biaya Top Up Uang Elektronik
infografis Biaya Top Up Uang Elektronik
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya