Solusi Dua Negara untuk Akhiri Konflik Israel Vs Hamas di Gaza, Masih Relevankah?

Dalam mengatasi konflik Israel Vs Hamas, hak-hak rakyat Palestina harusnya menjadi prioritas.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Sep 2024, 21:21 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 21:21 WIB
Diskusi virtual bertajuk "Eyes on Palestine and Ukraine: Valuable Lessons for the Present and Future World Order" dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)
Diskusi virtual bertajuk "Eyes on Palestine and Ukraine: Valuable Lessons for the Present and Future World Order" dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)

Liputan6.com, Jakarta - Mengakhiri perang dan kekerasan seharusnya menjadi prioritas terkait perang Israel Vs Hamas.

Hal ini disampaikan oleh Presiden dan CEO International Crisis Group Comfort Ero.

"Pertama-tama kita perlu mengakhiri perang, memulihkan situasi kemanusiaan yang sangat menghancurkan di Gaza, sebelum Anda mulai memikirkan seperti apa cakrawala politiknya," tutur Ero dalam diskusi virtual bertajuk "Eyes on Palestine and Ukraine: Valuable Lessons for the Present and Future World Order" dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024).

Menurut Ero, hak-hak dan keadilan bagi rakyat Palestina harus menjadi prioritas.

"Hal ini juga yang menjelaskan mengapa ada kesulitan atau keengganan di antara sejumlah negara Arab untuk melanjutkan normalisasi (dengan Israel) karena mereka juga menyadari bahwa Anda tidak dapat terus menerus mengabaikan nasib dan aspirasi rakyat Palestina," jelasnya.

 

Solusi Dua Negara Masih Jauh dari Diskusi

Diskusi virtual bertajuk "Eyes on Palestine and Ukraine: Valuable Lessons for the Present and Future World Order" dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)
Diskusi virtual bertajuk "Eyes on Palestine and Ukraine: Valuable Lessons for the Present and Future World Order" dalam Global Town Hall 2024 yang diadakan FPCI, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)

Maka dari itu, Ero menilai bahwa solusi dua negara masih jauh dari diskusi.

"Saya pikir sebelum kita sampai situ, kita perlu mulai berpikir lebih dulu bagaimana kita mengakhiri perang, bagaimana kita mendapatkan gencatan senjata yang kredibel," kata Ero.

"Kemudian Anda mulai berbicara lebih koheren tentang bagaimana Anda mulai memulihkan pemerintahan di Gaza."

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya