China dan Rusia Kembali Gelar Latihan Militer Bersama

Kementerian Pertahanan China tidak memberikan tanggal spesifik kapan latihan akan berlangsung.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Sep 2024, 07:06 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 07:06 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing pada Kamis (17/5/2024). (Dok. Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Beijing - China mengatakan pada hari Senin (9/9/2024) akan mengadakan latihan militer gabungan dengan Rusia bulan ini.

"Angkatan laut dan udara akan ambil bagian dalam Latihan North-Joint 2024 di langit dan di sekitar Laut Jepang dan Laut Okhotsk, di lepas pantai Rusia," demikian kata Kementerian Pertahanan China, seperti dilansir CNA, Selasa (10/9).

"Latihan ini bertujuan memperdalam tingkat kerja sama strategis antara militer China dan Rusia dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bersama-sama menghadapi ancaman keamanan.

Kedua belah pihak akan mengirim armada angkatan laut ke wilayah laut yang relevan di Samudra Pasifik untuk patroli maritim bersama dan China juga akan berpartisipasi dalam latihan strategis Rusia, Ocean-2024.

Pada bulan Juli, kedua negara mengadakan latihan bersama di perairan dan wilayah udara di sekitar Zhanjiang, sebuah kota di Provinsi Guangdong.

Latihan-latihan tersebut dilakukan pada minggu yang sama ketika para pemimpin NATO memperingatkan bahwa China telah menjadi pendukung yang menentukan bagi invasi Rusia ke Ukraina. China kemudian memperingatkan blok militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) itu agar tidak memprovokasi konfrontasi.

Tanpa Batas

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing pada Kamis (17/5/2024). (Dok. Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Rusia dan China telah meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, di mana keduanya mengecam hegemoni Barat, khususnya apa yang mereka lihat sebagai dominasi AS atas urusan global.

Mereka mendeklarasikan kemitraan tanpa batas sesaat sebelum Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hubungan ekonomi dan perdagangan Rusia dengan China "membuahkan hasil" saat dia bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang di Moskow.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya