Jarang Terjadi, Myanmar Ajukan Bantuan Asing untuk Atasi Banjir

Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Sep 2024, 17:05 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2024, 17:05 WIB
Myanmar Gelar Parade Militer di Hari Angkatan Bersenjata
Panglima Tertinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). Myanmar saat ini sedang dalam kekacauan sejak para jenderal militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari. (AP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Pimpinan junta Myanmar mengajukan permintaan langka pada Sabtu (14/9/2024) yaitu meminta bantuan asing guna mengatasi banjir mematikan yang telah menyebabkan ratusan ribu orang.

Banjir dan tanah longsor telah menewaskan hampir 300 orang di Myanmar, Vietnam, Laos, dan Thailand akibat Topan Yagi, yang mengakibatkan hujan lebat saat melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu.

Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir, kata junta pada Jumat (13/9).

Masalah ini menambah penderitaan di negara tempat perang berkecamuk sejak militer merebut kekuasaan pada tahun 2021.

"Pejabat pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk menerima bantuan penyelamatan dan pertolongan yang akan diberikan kepada para korban," kata Min Aung Hlaing.

"Penting untuk mengelola tindakan penyelamatan, bantuan, dan rehabilitasi secepat mungkin," katanya, dikutip dari laman Japan Today, Minggu (15/9).

Junta militer mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Jumat sebanyak 33 orang, sementara sebelumnya pada hari itu pemadam kebakaran negara itu mengatakan tim penyelamat telah menemukan 36 jenazah.

Seorang juru bicara militer mengatakan, telah kehilangan kontak dengan beberapa daerah di negara itu dan sedang menyelidiki laporan bahwa puluhan orang telah terkubur dalam tanah longsor di daerah pertambangan emas di wilayah Mandalay bagian tengah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Myanmar Sempat Blokir Bantuan Asing

Intip Kelompok Pemberontak Myanmar Latihan Militer
Aktivitas pelatihan militer yang dilakukan oleh kelompok pemberontak KNPP di Negara Bagian Kayah, Myanmar.Serangan yang dilancarkan junta militer di desa-desa membuat para warga berlindung di hutan dan menguatkan tekad mereka untuk berjuang melawan kudeta. (Handout/Kantarawaddy Times/AFP)

Militer Myanmar sebelumnya telah memblokir atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri.

Tahun lalu, militer menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang berusaha menjangkau sekitar satu juta korban Siklon Mocha yang dahsyat yang melanda wilayah barat negara itu.

Pada saat itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam keputusan itu sebagai "tidak masuk akal."

AFP telah menghubungi juru bicara PBB di Myanmar untuk memberikan komentar.

Setelah Siklon Nargis menewaskan sedikitnya 138.000 orang di Myanmar pada tahun 2008, junta militer saat itu dituduh memblokir bantuan darurat dan awalnya menolak memberikan akses bagi pekerja dan pasokan kemanusiaan.

Truk militer membawa perahu penyelamat kecil ke daerah yang dilanda banjir di sekitar ibu kota yang dibangun militer, Naypyidaw, pada Sabtu, kata wartawan AFP.

 


Banjir Setinggi Dagu Orang Dewasa

Junta militer secara teratur menggunakan serangan udara untuk menargetkan kelompok perlawanan, namun sebagian besar membunuh dan melukai warga sipil dalam serangan tersebut. ( Facebook)
Junta militer secara teratur menggunakan serangan udara untuk menargetkan kelompok perlawanan, namun sebagian besar membunuh dan melukai warga sipil dalam serangan tersebut. ( Facebook)

Pada Jumat (13/9), ratusan penduduk desa mengarungi atau berenang melalui air setinggi dagu untuk menyelamatkan diri setelah banjir di sekitar ibu kota.

Beberapa orang mengatakan kepada AFP bahwa mereka berlindung di pohon semalaman untuk menghindari banjir yang mengamuk di bawah.

Media pemerintah mengatakan banjir di daerah sekitar ibu kota telah menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan menara listrik, bangunan, jalan, jembatan, dan rumah.

Lebih dari 2,7 juta orang telah mengungsi di Myanmar akibat konflik yang dipicu oleh kudeta junta pada tahun 2021.

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya