16 September 1978: Lebih dari 11.000 Orang Tewas Akibat Gempa Bumi di Iran

Gempa bumi Iran pada 16 September 1978 berdurasi tiga menit dan menjadi yang terkuat di dunia tahun itu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 06:00 WIB
Gempa Indonesia
Ilustrasi gempa. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Teheran - Lebih dari 11.000 orang dikhawatirkan tewas setelah gempa bumi magnitudo 7,7 melanda wilayah tenggara Iran.

Dikutip dari laman BBC, Senin (16/9/2024) gempa bumi berdurasi tiga menit, yang terkuat di dunia tahun ini, terjadi pada pukul 19.38 waktu setempat.

Kota Tabas, 600 mil (965 km) dari Teheran, telah rata dengan tanah dan 40 desa dalam radius 30 mil (48 km) dari pusat gempa telah rusak.

"Satu guncangan dahsyat, dan kota itu berubah menjadi kuburan," kata saksi mata.

Guncangan itu menghancurkan rumah-rumah berdinding lumpur dan bangunan bata. Diperkirakan hanya 2.000 dari 13.000 penduduk Tabas yang masih hidup.

Dokter Tewas

Seorang saksi mata dan korban selamat menggambarkan kejadian tersebut.

"Satu guncangan dahsyat, dan kota itu berubah menjadi kuburan. Yang tersisa hanyalah ribuan mayat, tumpukan puing, dan ratusan korban selamat yang kebingungan," katanya.

Dilaporkan bahwa semua dokter di kota itu tewas.

Lebih dari 700 tentara telah dikerahkan untuk membantu operasi bantuan dan tim medis, rumah sakit lapangan, makanan, dan perlengkapan lainnya diterbangkan.

Pasokan air dan listrik telah terputus dan semua jalur komunikasi ke Tabas juga telah hancur. Air dibawa dari Mashad, sembilan jam perjalanan jauhnya.

Korban selamat dan pekerja bantuan di lapangan telah memohon bantuan internasional.

Penduduk setempat dengan panik menarik mayat dari reruntuhan dan membawanya ke kuburan, tetapi pekerja bantuan telah memperingatkan tentang penyakit dan infeksi.

Shah Iran, Mohammed Reza Pahlavi, telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

Gempa bumi besar terakhir yang melanda Iran terjadi pada tahun 1962 ketika 10.000 orang tewas di wilayah barat laut negara itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya