Fakta-Fakta Hujan Meteor Epsilon Perseid, Berasal dari Komet Misterius

Ketika puing-puing tersebut bertabrakan dengan bumi, maka akan terbakar. Menariknya, hujan meteor ini berasal dari komet yang masih menjadi misteri hingga saat ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Sep 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi hujan meteor
Ilustrasi hujan meteor. (Photo by Austin Schmid on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit hujan meteor Epsilon Perseid akan menghiasi langit malam, mulai 5 hingga 21 September 2024 mendatang. Hujan meteor Epsilon Perseid mencapai puncaknya pada 9 September 2024 lalu.

Hujan meteor Epsilon Perseid adalah fenomena langit yang terjadi ketika Bumi melewati puing-puing yang ditinggalkan oleh komet dan asteroid. Puing-puing tersebut tersebar di sepanjang orbit objek induk di sekitar tata surya.

Ketika puing-puing tersebut bertabrakan dengan bumi, maka akan terbakar. Menariknya, hujan meteor ini berasal dari komet yang masih menjadi misteri hingga saat ini.

Dikutip dari laman Starwalk pada Selasa (17/09/2024), berikut fakta-fakta hujan meteor Epsilon Perseid dan cara melihatnya.

1. Komet misterius

Sekilas nama hujan meteor Epsilon Perseid mirip seperti hujan meteor Perseid yang terjadi pada Agustus 2024 lalu. Namun, keduanya merupakan hujan meteor yang berbeda.

Hujan meteor Perseid yang terjadi pada Agustus 2024 berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Sementara, hujan meteor Epsilon Perseid berasal dari komet periode panjang yang tidak diketahui namanya.

Komet periode panjang merupakan komet yang membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbitnya. Komet ini diperkirakan berasal dari Awan Oort yang hampir berbentuk bola dan berada sangat jauh di tata surya.

 

Awan Oort Tempat Komet Misterius Berasal

2. Awan Oort Tempat Komet Misterius Berasal

Para astronom belum dapat merinci apa yang ada di dalam Awan Oort. Akan tetapi, peneliti memperkirakan kalau setidaknya ada sekitar 2 triliun objek yang ada di sepanjang awan Oort.

Selain itu, peneliti juga memiliki beberapa spekulasi soal apa saja bentuk-bentuk objek yang ada di dalam awan ini. Hampir seluruh objek yang berasal dari awan Oort adalah komet-komet dengan periode orbit yang panjang hingga 200 tahun.

Komet-komet tersebut terbentuk dari gas yang membeku dan debu-debu angkasa. Biarpun begitu, pada 2022, peneliti menemukan sebuah objek berbahan dasar batuan yang datang dari arah awan Oort.

Temuan ini jelas menjadi misteri baru soal objek-objek yang berasal dari awan Oort. Sebab, awalnya peneliti menduga kalau seluruh objek yang berasal dari tempat ini akan muncul dalam bentuk es.

3. Terjadi Setiap Tahun

Hujan meteor Epsilon Perseid aktif pada 5 hingga 21 September setiap tahunnya, dengan puncaknya terjadi pada tanggal 9 September 2024. Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor ini yakni pada tengah malam.

Epsilon Perseid akan muncul dari arah konstelasi Perseus. Ketika mencapai puncaknya, hujan meteor tersebut bakal memproduksi sekitar 5 hingga 8 meteor per jam.

Artinya, Epsilon Perseid merupakan hujan meteor minor (kecil). Berbeda dengan hujan meteor Perseid yang mampu menghasilkan hingga 100 meteor per jamnya.

4. Cara Melihat hujan meteor Epsilon Perseid

Saat memasuki atmosfer, hujan meteor Epsilon Perseid akan meluncur dengan kecepatan 64 kilometer per jam. Hujan meteor ini tidak berbahaya bagi bumi atau makhluk yang ada di dalamnya.

Manusia bisa mengamatinya dengan tanpa alat bantu alias mata telanjang. Namun, mengingat Epsilon Perseid adalah hujan meteor minor, membutuhkan usaha yang ekstra untuk menemukannya.

Pertama, pastikan cuaca cerah (tidak berawan atau hujan) pada waktu pengamatan Pastikan lokasi pengamatan nyaman dan minim polusi cahaya. Kemudian, siapkan alat pengamatan seperti teleskop atau kamera untuk mengabadikan fenomena hujan meteor.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya