Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang menjabat sejak 5 Juli 2024, disebut-sebut melanggar peraturan parlemen karena tidak melaporkan hadiah berupa pakaian yang diterima istrinya dari donator Partai Buruh.
Dilansir BBC, Minggu (22/9/2024), Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menanggapinya dengan mengatakan, "Presiden dan ibu negara AS memiliki anggaran yang sangat besar, yang dibiayai oleh pembayar pajak, sehingga mereka tampil terbaik atas nama rakyat AS."
Baca Juga
Faktanya, ibu negara AS tidak memiliki tunjangan pakaian khusus sehingga banyak orang yang bingung dari mana sumber dana yang mereka pakai untuk tetap modis di Gedung Putih.
Advertisement
Presiden AS memiliki anggaran pengeluaran sekitar USD 50.000 atau sekitar Rp766 juta, yang dapat digunakan untuk membeli pakaian dan barang-barang lainnya, di samping gaji tahunan sebesar USD 400.000 (Rp6,1 miliar).
Namun, pasangan presiden AS atau ibu negara, tidak menerima gaji tahunan atau anggaran tertentu, walau mereka memiliki staf yang digaji dan kantor. Meskipun pilihan busana ibu negara AS tersebut menarik perhatian dan pengawasan yang sangat ketat.
Contoh penting termasuk jaket Zara milik Melania Trump yang bertuliskan "I REALLY DON'T CARE, DO U?", saat berkunjung ke pusat penahanan migran, dan gaun Alexander McQueen berwarna merah mencolok yang dikenakan oleh Michelle Obama saat bertemu dengan mantan Presiden Tiongkok Hu Jintao.
Sebagai informasi, di beberapa negara, pembayar pajak memberikan kontribusi untuk biaya hidup para pemimpin mereka, termasuk pakaian.
Bolehkah Ibu Negara Terima Hadiah?
Sejumlah ibu negara mengatakan bahwa secara umum mereka diharapkan membiayai pakaian mereka sendiri.
Laura Bush, istri George W Bush, menulis dalam memoarnya tahun 2010 bahwa dia "tercengang oleh banyaknya pakaian desainer yang diharapkan saya beli… untuk memenuhi harapan mode bagi seorang ibu negara".
"Setelah tahun pertama kami di Gedung Putih, akuntan kami berkata kepada George, ‘Menjadi presiden itu mahal,’ dan yang dia maksud adalah pakaian saya," tulis Nyonya Bush.
Sekretaris pers Michelle Obama, Joanna Rosholm, mengatakan kepada CNBC pada tahun 2014: 'Nyonya Obama membayar pakaiannya.'
Ibu negara AS juga dapat menerima pakaian sebagai hadiah, sering kali atas nama pemerintah.
Beberapa desainer menyambut publisitas yang diberikan ibu negara saat pakaian mereka dikenakan. Dengan harga pakaian desainer yang cukup fantastis, hadiah merupakan satu-satunya cara bagi mereka untuk mengenakan gaun rancangan desainer ternama.
"Untuk acara resmi yang penting bagi publik atau bersejarah, seperti kunjungan kenegaraan, pakaian ibu negara dapat diberikan sebagai hadiah oleh desainer dan diterima atas nama pemerintah AS," kata Rosholm.
Advertisement
Banyak Tawaran Desainer
Museum Smithsonian memajang gaun yang dikenakan ibu negara saat ini, Jill Biden, pada pelantikan suaminya tahun 2021 sebagai sumbangan dari desainer Alexandria O'Neil yang diberikan sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Ini menunjukkan bahwa desainer tersebut meminjamkan gaun tersebut kepadanya.
Sementara ibu negara AS sebelum Jill, Melania Trump, justru menyumbangkan gaun rancangan Herve Pierre yang dikenakannya saat pelantikan. Ini kemungkinan besar karena ia membelinya sendiri.
Di Inggris, Sarah Brown, istri mantan perdana menteri Gordon Brown, pernah berbicara tentang kesulitan menerima hadiah - termasuk pakaian - saat berada di Downing Street.
"Seperti yang segera saya temukan. Tidak sedikit desainer yang akan menawarkan pakaian gratis kepada Anda," tulisnya dalam bukunya Behind the Black Door yang terbit tahun 2011.
"Namun, ada banyak aturan yang mengatur apa yang dapat dilakukan anggota parlemen (dan pasangannya) dengan hadiah gratis - belum lagi aspek moral dalam menggunakan posisi Anda untuk mendapatkan barang gratis."
Tak Ada Anggaran Khusus untuk Pasangan Kepala Negara
Pasangan pemimpin dunia lainnya secara umum bergantung pada sumbangan untuk pilihan gaya mereka.
Brigitte Macron, istri presiden Prancis, tidak memiliki anggaran yang didanai negara untuk pakaian dan diyakini dipinjamkan oleh rumah mode papan atas asal Paris seperti Louis Vuitton.
Menurut buku Madame La Présidente terbitan tahun 2019, kantornya menyimpan catatan pakaian mana yang telah disumbangkan kepadanya dan mana yang miliknya sendiri. Namun suaminya, Presiden Emmanuel Macron, telah dikritik karena pengeluarannya yang boros. Tahun ini, sebuah surat kabar mengungkapkan bahwa kantornya memesan kursi kelas bisnis dalam penerbangan dari Paris ke Brasil hanya untuk mengangkut dua setelan jasnya, dengan biaya hampir 4.000 euro atau sekitar Rp68 juta.
Di Jerman, para menteri dikritik karena menghabiskan 450.000 euro atau Rp7,6 miliar untuk penata rambut, penata rias, dan fotografer dalam enam bulan pertama tahun 2023, meskipun sepertinya tidak ada anggaran khusus untuk penampilan.
Advertisement