Kasus Perundungan Dokter Juga Terjadi di Malaysia, Korban Diduga Bunuh Diri Dalam Kamar Kos

Saudara laki-laki Dr Tay Tien Yaa mengunggah postingan Facebook Sabtu lalu (14 September 2024), tentang penyebab kematian saudarinya akibat bunuh diri yang ia klaim karena perundungan di tempat kerja. Sontak, kematian sang dokter pun menjadi sorotan publik.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Sep 2024, 15:07 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 15:07 WIB
Dr. Tay Tien Yaa yang mengepalai Unit Patologi Kimia di Rumah Sakit Lahad Datu Malaysia ditemukan meninggal di rumah sewaannya pada 29 Agustus 2024. (Facebook/YS Tay)
Dr. Tay Tien Yaa yang mengepalai Unit Patologi Kimia di Rumah Sakit Lahad Datu Malaysia ditemukan meninggal di rumah sewaannya pada 29 Agustus 2024. (Facebook/YS Tay)

Liputan6.com, Lahad Datu - Kasus perundungan atau bullying yang mengakibatkan bunuh diri korbannya ternyata juga terjadi di Negeri Jiran, Malaysia.

Seperti mahasiswi program pendidikan dokter spesialis anestesi Universitas Diponegoro atau PPDS Anestesi Undip dr. Aulia Risma Lestari yang meninggal dunia, Dr Tay Tien Yaa yang mengepalai Unit Patologi Kimia di Rumah Sakit Lahad Datu itu ditemukan tewas di kediamannya.

Dokter berusia 30 tahun tersebut ditemukan dalam kondisi tewas di rumah sewanya pada 29 Agustus.

Saudara laki-laki Dr Tay Tien Yaa mengunggah postingan Facebook Sabtu lalu (14 September 2024), tentang penyebab kematian saudarinya akibat bunuh diri yang ia klaim karena perundungan di tempat kerja. Sontak, kematian sang dokter pun menjadi sorotan publik.

Mengutip Channel News Asia (CNA), Menteri Kesehatan Malaysia dan badan profesional medis kemudian juga menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kematian seorang dokter di Sabah, setelah keluarga Dr Tay Tien Yaa mengklaim perundungan di tempat kerja menyebabkan bunuh diri.

Menanggapi masalah ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Malaysia Dr Dzulkefly Ahmad, mengatakan bahwa ia telah mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap perundungan sejak tugas pertamanya dalam portofolio pada tahun 2018.

"(Saya) akan tetap teguh pada kebijakan ini," tulis Menkes Malaysia Dr Dzulkefly Ahmad, di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada hari Senin (16/9).

"Semua staf Kementerian Kesehatan berhak mendapatkan lingkungan kerja yang aman dan adil," imbuh Menkes Malaysia Dr Dzulkefly Ahmad.

“Saya memahami budaya kerja yang beracun ini masih ada, jadi para pelaku harus menghentikannya!”

 

 

 

Seruan Penyelidik Menyeluruh

Ilustrasi Bullying atau Perundungan. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)
Ilustrasi Bullying atau Perundungan. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)

Dalam sebuah pernyataan, Malaysian Medical Association (Ikatan Dokter Malaysia) juga menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kematian Dr. Tay.

Presiden Malaysian Medical Association Kalwinder Singh Khaira, mengatakan bahwa kehilangan tragis itu menggarisbawahi kekhawatiran serius tentang kesehatan mental dan kesejahteraan dokter dalam sistem perawatan kesehatan publik.

"Komunitas medis memantau situasi dengan saksama, dan kami menghargai tanggapan yang cepat dan transparan."

Sebuah survei tahun 2023 menemukan bahwa 30-40 persen dokter di Malaysia pernah mengalami beberapa bentuk perundungan, dan Ikatan Dokter Malaysia menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas temuan tersebut.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Malaysia juga mendesak para dokter untuk melaporkan perundungan di tempat kerja atau mengajukan laporan polisi.

Apa Kata Keluarga?

Ilustrasi perundungan foto: Rodnae production dari Pexels .
Ilustrasi perundungan foto: Rodnae production dari Pexels .

Polisi setempat mengatakan bahwa tidak ada dugaan tindak pidana dalam kematian Dr. Tay.

Media The Star mengutip kepala polisi distrik Lahad Datu, Dzulbaharin Ismail yang mengatakan bahwa insiden tersebut telah diklasifikasikan sebagai kematian mendadak.

Sementara kKeluarga Dr. Tay telah mengunggah ke Facebook untuk berduka atas bunuh dirinya yang mereka klaim karena perundungan di tempat kerja.

"Sepanjang hidupnya, orang-orang yang mengenalnya akan mengingatnya sebagai pribadi yang baik, perhatian, bijaksana, setia, dan saudara perempuan, teman, kolega, mitra, dan pemimpin yang luar biasa,” tulis saudara perempuannya.

Kakaknya menambahkan: "Dalam keterkejutan yang luar biasa karena kehilanganmu, keluarga dekat dan teman-temanmu ditinggalkan dengan penyesalan, rasa bersalah, kesedihan, dan menyalahkan diri sendiri yang tak berkesudahan."

Saudara laki-laki Dr. Tay mengatakan bahwa Dr. Tay lulus dari Universitas Kedokteran Negeri Volgograd Rusia pada tahun 2013. Ia bekerja di Johor dan Kuala Lumpur sebelum menyelesaikan magisternya dalam patologi kimia tahun lalu di Universiti Kebangsaan Malaysia.

Dr. Tay menikah pada September 2023 dan pada Februari 2024 mulai bekerja di Rumah Sakit Lahad Datu “dengan penuh harap”.

Rumah sakit itu adalah "tempat yang benar-benar baru dan asing" baginya, dan dia terpisah dari suaminya yang telah menjadi pilar pendukungnya, tulis saudara laki-lakinya.

Dr. Tay berpegang teguh pada janji yang diberikan kepadanya akan dipindahkan kembali ke semenanjung untuk memulai sebuah keluarga dengan suaminya setelah dua tahun bertugas di Rumah Sakit Lahad Datu.

 

Begini Klaim Saudara Sang Dokter

Ilustrasi Stop Bullying (Istimewa)
Ilustrasi Stop Bullying (Istimewa)

Saudara laki-laki Dr. Tay mengklaim bahwa meskipun sudah dibebani dengan pekerjaan, Dr. Tay diberi tanggung jawab lain oleh seorang rekan senior yang "menganiaya dan menindasnya".

"Dia adalah seorang dokter luar biasa yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat, tetapi tekanan dan perundungan yang sangat besar di tempat kerjanya akhirnya membuatnya mengakhiri hidupnya," tulis saudara laki-laki Dr. Tay.

"Peristiwa tragis ini menyoroti masalah serius dalam industri medis, seperti stres dan perundungan di tempat kerja, yang terus terjadi," tambah saudara laki-laki Dr. Tay.

"Rasa sakit kehilangan orang yang kita cintai tidak terlukiskan, terutama jika tidak ada perpisahan yang pantas. Saya berharap pengalaman ini akan menginspirasi kesadaran yang lebih besar dan peningkatan kesehatan mental dan kondisi kerja para pekerja kesehatan," jelas saudara laki-laki Dr. Tay.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

INFOGRAFIS- Mengenal peran dalam lingkaran bullying. (Kusfitria Marstyasih)
INFOGRAFIS- Mengenal peran dalam lingkaran bullying. (Kusfitria Marstyasih)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya