Kata Menlu Retno soal Spirit Bandung dalam Penyelesaian Konflik Ukraina-Rusia

Perang Rusia versus Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022, belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Sep 2024, 08:03 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 08:03 WIB
Menlu RI Retno Marsudi saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (GNB) di New York pada Senin (23/9/2024).
Menlu RI Retno Marsudi saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (GNB) di New York pada Senin (23/9/2024). (Dok. Kemlu RI)

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menegaskan pentingnya menjadikan "Bandung Spirit" (merujuk ke Semangat KTT Asia Afrika di Bandung tahun 1955) sebagai landasan utama bagi Negara-negara Global South dalam mendorong perdamaian di Ukraina.

Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno pada Pertemuan Tingkat Menteri Negara-negara Global South yang diselenggarakan pada Jumat (27/9/2024) di sela-sela Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Pertemuan ini mempertemukan berbagai perwakilan negara untuk mencari solusi damai atas konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Dalam pidatonya, Menlu Retno menyoroti bahwa Bandung Spirit, yang menekankan prinsip solidaritas, kerja sama, serta penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah, tetap relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini, termasuk konflik di Ukraina.

"Semangat Bandung harus menjadi pemandu bagi kita semua dalam menghormati kedaulatan negara dan menyelesaikan konflik melalui dialog, bukan kekerasan," ujar Menlu Retno seperti dikutip dari pernyataan tertulisnya, Minggu (29/9).

Menlu Retno menekankan bahwa Negara-negara Global South memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjadi kekuatan positif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.

"Global South harus selalu menjadi kekuatan yang mempromosikan solusi inklusif, bukan konfrontasi. Kita harus menjaga agar solidaritas dan kerja sama tetap menjadi landasan tindakan kita," tegas menlu perempuan pertama RI tersebut.

Apa Hasil Pertemuan?

Ilustrasi perang Ukraina.
Ilustrasi perang Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)

Menlu Retno juga mengingatkan bahwa semakin lama konflik Ukraina berlanjut, semakin besar ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Oleh karena itu, yang terpenting, hukum internasional harus ditegakkan secara konsisten, bukan secara tebang pilih.

"Indonesia akan selalu berada di barisan kekuatan positif dan siap berkontribusi dalam upaya perdamaian," ungkap Menlu Retno.

Menutup pernyataannya, Menlu Retno mengajak seluruh negara memperbarui komitmen terhadap tatanan dunia yang adil dan damai, sebagaimana yang telah ditegaskan di Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

"Mari kita terus menjaga Bandung Spirit, demi terwujudnya perdamaian global yang didasarkan pada solidaritas, kesetaraan, dan keadilan," imbuhnya.

Pertemuan Tingkat Menteri Negara-negara Global South mengadopsi joint communique para menlu dan pejabat senior dari negara kunci Global South seperti Indonesia, China, Brazil, Afrika Selatan, Mesir dan Turki terkait pentingnya mendorong de-eskalasi dan penyelesaian konflik Ukraina-Rusia secara damai.

Bandung Spirit yang menekankan prinsip solidaritas dan kemitraan bersama menjadi salah satu rujukan dalam joint communique tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya