Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Ina Lepel, menyoroti kerja sama antara Jerman dan Indonesia di perayaan Hari Penyatuan Jerman ke-34. Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarnegara di tengah-tengah perang dan konflik yang melanda berbagai wilayah, serta krisis iklim global.
"Untuk mengatasi krisis dan tantangan tersebut membutuhkan tindakan multilateral, kemitraan internasional, dan persahabatan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Jerman dan Indonesia untuk terus memperkuat kemitraan mereka," ujar Dubes Ina Lepel dalam pidato peringatan Hari Penyatuan Jerman ke-34 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca Juga
Pada kesempatan tersebut, Dubes Ina Lepel juga menyinggung sejumlah kolaborasi antara Jerman dan Indonesia.
Advertisement
"Baru-baru ini, kami sangat mendukung negosiasi yang sedang berlangsung antara Indonesia dan Uni Eropa mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Kami senang melihat adanya peningkatan jumlah pemuda Indonesia yang pergi ke Jerman untuk belajar, meneliti, dan mengikuti pelatihan," tutur Dubes Ina Lepel.
Dubes Ina Lepel kemudian menyorot dua agenda Jerman di Indonesia.
"Minggu lalu, kami menyelenggarakan dua acara di luar sana yang ingin saya soroti. Di Jakarta, kami merasa senang menyambut dua angkatan laut Jerman untuk latihan bersama, yang menggarisbawahi kemitraan yang erat antara angkatan bersenjata kami," tuturnya.
"Pada saat yang sama, kami memiliki asosiasi antarpemerintah untuk membuat komitmen substansial kepada pihak Jerman, khususnya di bidang transisi energi, perlindungan sumber daya alam, dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan," sambung dia.
Dubes Ina Lepel kemudian berharap hubungan antara Jerman dan Indonesia terus terjalin meski di bawah pemerintahan yang baru, era Presiden Prabowo Subianto.
"Saya senang untuk menekankan bahwa komitmen didedikasikan untuk kerja sama penting kita. Semua ini menunjukkan kemitraan strategis Jerman dan Indonesia. Saya yakin bahwa pemerintahan (Jerman) ini akan terus berlanjut dengan pemerintahan Indonesia yang baru," paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Ina Lepel menyampaikan apresiasi bisa menjadi mitra di kawasan termasuk dengan di dalamnya dengan Indonesia. "Jerman bangga menjadi mitra pembangunan aktif ASEAN," tegasnya.
Jerman Mitra Penting bagi Indonesia di Bidang Ekonomi
Pada acara tersebut, Dubes Lepel dan Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, juga membahas kerja sama bilateral Indonesia-Jerman di berbagai sektor, yaitu ekonomi, lingkungan, dan keamanan.
Menurut Wamen Alue Dohong, kerja sama di bidang ekonomi antara kedua negara sedang berlangsung dengan baik. "Di bidang perdagangan, Jerman adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia. Tahun lalu, Jerman merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di antara negara-negara Eropa, dengan total perdagangan sebesar $7,1 miliar (Rp109 triliun)," ujar Alue.
Selain mitra dagang, Jerman juga merupakan salah satu penanam FDI (Foreign Direct Investment) terbesar bagi Indonesia. Wamen Alue mengatakan, “Tahun ini saja, dari Januari hingga Juli, nilai investasi Jerman mencapai 199 juta USD.”
Tidak hanya bicara soal perdagangan bilateral, Dubes Ina Lepel juga menyatakan dukungannya atas kerja sama Indonesia dan Uni Eropa dalam negosiasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). “Baru-baru ini, kami sangat mendukung negosiasi yang sedang berlangsung antara Indonesia dan Uni Eropa dalam Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA,” ungkap Dubes Lepel.
Advertisement
Jerman-Indonesia Bekerja Sama Menghadapi Krisis Iklim
Krisis iklim menjadi salah satu masalah eksistensial yang dihadapi seluruh negara di dunia. Isu yang melampaui batas-batas wilayah ini memerlukan kerja sama internasional.
Dubes Lepel mengatakan, “Krisis iklim global terus mengancam kehidupan dan penghidupan. Masyarakat di seluruh dunia harus melakukan dekarbonisasi dan juga digitalisasi perekonomian mereka.”
Menurut Dubes Lepel, belakangan ini, Pemerintah Jerman telah mengadakan perundingan antarnegara dan kerja sama di Berlin. Kerja sama ini berfokus di bidang transisi energi, perlindungan sumber daya alam dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Selain inisiatif tersebut, Wamen Alue juga menyoroti kerja sama Indonesia-Jerman dalam Prakarsa Infrastruktur Hijau atau Green Infrastructure Initiative (GII) yang telah dilaksanakan sejak 2019. Kolaborasi ini adalah upaya peningkatan kapasitas bagi Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.
Menurut Wakil Menteri Alue, Implementasi GII Indonesia-Jerman telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi Jawa Tengah dan lebih dari 400 ribu orang di wilayah tersebut.
Pelaksanaan IPD24 sebagai Aksi Kerja Sama di Bidang Keamanan
Dalam kerja sama keamanan, Dubes Lepel menyoroti kedatangan Angkatan Laut Jerman beserta dua kapalnya di Jakarta pada akhir September lalu.
Pada Kamis, 26 September 2024, dua kapal milik Angkatan Laut Jerman berlabuh di Jakarta sebagai bagian dari Indo-Pacific Deployment (IPD24), sebuah operasi Angkatan Laut Jerman melayari Samudra Pasifik dan Hindia.
Selama aktivitas diplomasi ini, angkatan laut dari kedua negara juga melakukan latihan bersama yang menggarisbawahi kemitraan erat antara angkatan bersenjata Jerman dan Indonesia, menurut Lepel.
Soal kolaborasi di bidang keamanan, Wamen Alue mengatakan, “kerja sama ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang memupuk perdamaian dan keamanan di kawasan ini. Indonesia sangat tertarik dengan pendekatan inovatif Jerman untuk keamanan dan kemajuan inklusif di kawasan Pasifik, seperti yang diterapkan dalam Garis Haluan Indo-Pasifik Jerman 2020.”
Advertisement