Europa Clipper Meluncur Cari Tempat Tinggal Baru di Bulan Jupiter

Misi Europa Clipper diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon Heavy milik SpaceX pada Senin (14/10/2024) pukul 12.06 waktu setempat. Peluncuran Europa Clipper dijadwalkan pada pekan lalu, namun mundur karena Badai Milton yang menghantam Florida.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Okt 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 01:00 WIB
Pelajari Bulan Europa, NASA Luncurkan Pesawat Antariksa
Roket SpaceX Falcon Heavy dengan pesawat antariksa Europa Clipper di dalamnya meluncur dari Kompleks Peluncuran 39A di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Cape Canaveral pada 14 Oktober 2024. (CHANDAN KHANNA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikan (NASA) meluncurkan misi Europa Clipper. Misi ambisius ini bertujuan mencari bukti kehidupan di salaj satu satelit planet Jupiter, Europa.

Misi Europa Clipper diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon Heavy milik SpaceX pada Senin (14/10/2024) pukul 12.06 waktu setempat. Peluncuran Europa Clipper dijadwalkan pada pekan lalu, namun mundur karena Badai Milton yang menghantam Florida.

Rencananya, Europa Clipper akan menempuh perjalanan sejauh 2,9 miliar km dan tiba di tujuannya pada 2030. Dikutip dari laman NASA pada Rabu (16/10/2024), astronom sudah lama mengincar Europa sebagai target penjelajahan.

Sebelumnya, misi Voyager NASA sukses menangkap foto close-up bulan-bulan Jupiter pada 1979. NASA mengirimkan misi lanjutan bernama Galileo pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, berhasil menemukan Europa memiliki air di bawah permukaannya yang membeku setebal 25 km.

Pesawat ruang angkasa Europa Clipper merupakan pesawat terbesar yang pernah dibangun oleh NASA untuk misi planet. Pesawat ini akan menempuh jarak 1,8 miliar mil (2,9 miliar km) dari Pusat Ruang Angkasa Kennedy di Florida, AS menuju bulan Europa.

Pada misi ini Europa Clipper akan melewati salah satu kawasan dengan radiasi paling ekstrem di tata surya setelah matahari. Sebab, Jupiter merupakan planet dengan medan magnet sangat kuat yang menciptakan radiasi berbahaya bagi pesawat ruang angkasa.

Untuk melindungi perangkat elektronik yang sensitif, insinyur pesawat Europa Clipper merancang ruang khusus dan merencanakan jalur orbit yang meminimalkan durasi aktivitas di area radiasi tinggi. Selama misi, Europa Clipper akan melakukan 49 kali penerbangan dekat bulan Europa.

Pesawat ini akan mengumpulkan data penting tentang komposisi geologi dengan peralatan ilmiah canggih. Pesawat ruang angkasa ini dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang bulan es ini.

Misi ini diperkirakan akan makan waktu lebih dari 5 tahun untuk menempuh jarak 2,9 miliar km sebelum memasuki orbit pada 2030 mendatang. Setibanya di bulan Jupiter tersebut, misi ini akan mencari tahu ketebalan lapisan esnya dan interaksi dengan laut di bawahnya, menyelidiki komposisinya.

Karakteristik geologi Europa juga akan dicari tahu lebih jauh. Secara keseluruhan, misi ini diharapkan memberikan pemahaman terkait potensi astrobiologis untuk dunia yang dapat dihuni di luar Bumi.

Misi ekspedisi ke Europa sendiri banyak institusi di AS dan Eropa, dengan kontribusi ribuan orang, termasuk dari ilmuwan dari berbagai bidang. Lewat kampanye "Message in a Bottle," Europa Clipper juga membawa petisi yang telah ditandatangani oleh jutaan orang dari seluruh dunia.

Pesan dari bumi ini menunjukkan minat dan harapan manusia akan kehidupan di luar Bumi.

 

Europa Bulan Kaya Air

Europa diperkirakan memiliki jumlah air dua kali lipat dari seluruh lautan Bumi. Jika misi ini berhasil dan menunjukkan bahwa Europa dapat dihuni, temuan tersebut akan menjadi pertanda bahwa ada lebih banyak tempat di tata surya yang mendukung kehidupan manusia daripada yang dikira sejauh ini.

Dikutip dari laman Space pada Rabu (16/10/2024), Europa ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610, namun kemudian dibantah oleh Simon Marius. Ia mengklaim telah menemukan europa terlebih dahulu pada 1609.

Europa adalah bulan terbesar keenam di Tata Surya. Diameternya sekitar 3.130 kilometer, sedikit lebih kecil dari bulan Bumi.

Europa merupakan satelit yang paling dekat kedua dengan Jupiter. Satelit ini kadang berada dekat dengan Jupiter, kadang juga jauh.

Europa merupakan benda padat paling halus di tata surya. Puncak tertingginya, yang jumlahnya sedikit, hanya mencapai beberapa ratus meter, dan jarang terdapat kawah besar.

Sebelumnya, wahana antariksa Juno milik NASA menunjukkan satelit Jupiter yakni europa ternyata menghasilkan banyak oksigen setiap hari. Peneliti memperkirakan produksi oksigen dari europa berdasarkan jumlah hidrogen yang keluar dari permukaannya.

Kesimpulannya, europa menghasilkan sekitar 1000 ton oksigen setiap 24 jam, cukup untuk satu juta manusia. Temuan kandungan oksigen di atmosfer satelit ini membuat europa disebut sebagai tempat yang menjanjikan untuk astrobiologi.

Meskipun 1.000 ton oksigen per hari adalah jumlah yang banyak, jumlah tersebut lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya ilmuwan memperkitakan europa bisa menghasilkan lebih dari 1 ton oksigen per detik.

Europa memiliki lapisan yang sangat halus terlepas dari permukaannya yang terbuat dari lapisan es padat. Meski ilmuwan meyakini terdapat retakan dan goresan pada lapisannya, namun europa sangat jarang terdapat kawah pada bagian permukaannya akibat meteor.

Ha ini lah mengapa europa dikatakan memiliki permukaan yang paling halus di tata surya. Europa terbuat dari batuan silikat dan diperkirakan memiliki inti besi.

Satu hari di europa, salah satu satelit Jupiter, sama dengan 3,5 hari di Bumi. Europa mengorbit Jupiter setiap 3,5 hari dan terkunci oleh gravitasi ke Jupiter.

Hal ini berarti belahan bulan yang sama selalu menghadap planet ini. Europa adalah bulan terbesar keenam di tata surya dan satelit terbesar keempat Jupiter.

Satelit alami ini mengelilingi Jupiter dengan kecepatan hingga 49.476 kilometer per jam.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya