Bulan Purnama Hunter's Moon Akan Hiasi Langit 17 Oktober 2024

Bulan purnama Hunter's Moon akan tampak istimewa karena terjadi sehari setelah bulan mencapai titik Perigee.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Okt 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 03:00 WIB
Ilustrasi bulan purnama, masjid, Islami
Ilustrasi bulan purnama, masjid, Islami. (Photo by Yasir Gürbüz from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena bulan purnama Hunter's Moon akan menghiasi langit pada 17 Oktober 2024. Bulan purnama ini mengorbit lebih dekat ke bumi daripada bulan purnama lainnya pada 2024 ini, sehingga menjadi salah satu dari empat Supermoon 2024.

Melansir laman Space pada Rabu (16/10/2024), bulan purnama Hunter's Moon akan tampak istimewa karena terjadi sehari setelah bulan mencapai titik Perigee. Titik Perigee adalah titik pada orbit bulan yang sedikit elips ketika berada paling dekat dengan bumi.

Penamaan fenomena bulan purnama Hunter's Moon berasal dari kepercayaan bahwa bulan purnama pada Oktober merupakan sinyal bagi para pemburu untuk bersiap menghadapi musim dingin yang akan datang dengan pergi berburu. Hal ini karena hewan-hewan mulai menggemukkan tubuh sebagai persiapan untuk musim dingin.

Menurut Oxford English Dictionary, penggunaan istilah "Bulan Pemburu" yang paling awal adalah pada 1710 Masehi. Beberapa sumber menyatakan bahwa nama lain untuk Bulan Pemburu adalah Bulan Sanguin atau Bulan Darah, yang dikaitkan dengan darah akibat berburu atau perubahan warna dedaunan musim gugur.

 

Apa Itu Supermoon

Supermoon bukanlah istilah astronomi yang sebenarnya, istilah ini hanyalah cara untuk menggambarkan bulan yang tampak sedikit lebih besar daripada biasanya karena jaraknya yang lebih dekat dengan bumi. Istilah supermoon pertama kali diperkenalkan oleh seorang astrolog bernama Richard Nolle pada 1979.

Ia mendefinisikan supermoon sebagai bulan purnama yang terjadi ketika bulan berada dalam 90 persen jarak perigee. Meskipun istilah ini lebih banyak digunakan dalam konteks astrologi, para astronom kini juga mengadopsi istilah ini untuk menggambarkan fenomena tersebut.

Bulan mengorbit bumi pada jarak rata-rata sekitar 239.000 mil (384.600 kilometer), tetapi jaraknya bisa juga bervariasi. Bulan mengorbit bumi dalam jalur elips, artinya jarak ke bumi bervariasi.

Ketika bulan berada di perigee, jaraknya bisa sekitar 363.300 km, sehingga membuatnya tampak lebih besar. Supermoon dapat terjadi beberapa kali dalam setahun, tergantung pada penjadwalan bulan purnama dan posisi perigee.

 

Fenomena Langit Oktober 2024

Selain bulan purnama Hunter's Moon, langit juga akan dihiasi hujan meteor Orion. Hujan Meteor Orionid aktif antara 26 September hingga 22 November 2024.

Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada 20 hingga 21 Oktober 2024 antara tengah malam dan fajar. Kondisi pengamatan untuk Orionid tidak bagus tahun ini karena vulan akan diterangi 79 persen pada saat puncaknya.

Hujan Meteor Orionid dihasilkan ketika Bumi melewati puing-puing atau es dan debu yang tertinggal dari Komet 1P/Halley yang lebih dikenal sebagai Komet Halley. Orionid melesat di langit dengan kecepatan 41 mil (66 kilometer) per detik, hanya 3 mil (5 km) per detik lebih lambat dari Leonid yang cepat.

Orionid dapat dilihat oleh pengamat langit di belahan Bumi Utara dan Selatan, jika cuaca memungkinkan. Waktu terbaik untuk melihat Hujan Meteor Orionid adalah antara tengah malam dan fajar ketika titik radian hujan meteor tersebut, konstelasi Orion, berada tinggi di langit.

Orion terletak di ekuator langit dan dapat dilihat di seluruh dunia. Jika berada di belahan Bumi Utara, Orion terletak di langit Barat Daya.

Jika berada di belahan Bumi Selatan, Orion dapat dilihat di langit Barat Laut.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya