Liputan6.com, Buenos Aires - Pada 25 Oktober 1927, sebuah kapal mewah Italia bernama Principessa Mafalda mengalami kecelakaan dan tenggelam. Petaka bahtera yang melayani penyeberangan Genoa/Genova Italia - Buenos Aires Amerika Selatan itu menewaskan 309 orang penumpang dan sembilan kru.
Melansir dari The Daily Telegraph, kapal itu berangkat dari Genova ke Buenos Aires pada pelayaran terakhirnya yang tragis dan dijuluki “Kapal Titanic Italia” karena seperti Kapal Titanic yang mewah dan tenggelam.
Baca Juga
Pada pelayaran ini, Kapten Simone Guli memiliki firasat buruk tentang perjalanan trans-Atlantik tersebut dan meminta untuk dipindahkan. Permintaannya ditolak dan pada tanggal 11 Oktober ia memimpin kapal saat Principessa Mafalda berangkat dari Genova dalam pelayaran terakhirnya.
Advertisement
Awal pelayaran tertunda karena masalah teknis dan kapal berhenti beberapa kali dalam pelayaran lintas Atlantik itu. Masalah pipa ledeng menyebabkan kamar mandi tidak memiliki air dan kerusakan kulkas mengakibatkan pembusukan makanan dan kasus keracunan makanan. Makanan segar pun dibawa ke atas kapal setelah singgah di Rio, tetapi ketika kapal berangkat dari Brasil, kapal mengalami kemiringan ke sisi kiri. Para penumpang merasa terganggu dengan ini.
Banyak di antara penumpang kapal ini adalah para migran yang sedang menuju ke New World atau Dunia Baru dan tidak mengharapkan banyak kemewahan. Namun, bahkan penumpang kelas satu pun melakukan perjalanan dalam kondisi yang kurang nyaman karena kapal mengalami kerusakan yang mempengaruhi pipa dan persediaan makanan.
Dunia Baru adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebagian besar wilayah di Belahan Bumi Barat, khususnya Amerika.
Sesaat sebelum insiden tragis ini, di lepas pantai Brasil, kapal diguncang oleh suara getaran dan dentuman. Lalu para kru menemukan poros baling-baling patah memicu lubang di lambung kapal. Menurut wrecksite.eu, baling-baling yang patah menyebabkan kebocoran air yang sangat besar di ruang mesinnya. Segera setelah itu, masuknya air dingin menyebabkan boiler kapal meledak dan menyebabkan kapal tenggelam.
Kapal-kapal terdekat datang untuk membantu, namun 309 penumpang dan sembilan awak kapal tewas, dari total 1.252 orang di kapal. Tingginya jumlah korban tewas sebagian disebabkan oleh kekacauan yang terjadi di dalam kapal saat orang-orang panik dan terjun ke air. Beberapa sekoci diposisikan dengan buruk dan tidak dapat digunakan, sementara banyak penumpang kapal tenggelam karena jendela kabin mereka terbuka di tengah cuaca tropis yang panas.
Peristiwa ini kemudian tercatat salah satu bencana maritim terburuk dalam sejarah Italia.
Sejarah Nama Kapal Mafalda dan Jolanda
Menurut pemberitaan dailytelegraph.com.au, Kapal Principessa Mafalda adalah salah satu dari sepasang kapal yang dipesan oleh Lloyd Italiano, sebuah perusahaan pelayaran Italia yang beroperasi antara Italia dan Amerika Selatan. Kapal-kapal tersebut diberi nama sesuai dengan nama putri Raja Italia, Victor Emmanuel II.
Kapal Principessa Mafalda, dinamai sesuai nama putri bungsu Victor Emmanuel II, Mafalda Maria Elisabetta Anna Romana. Dibuat setelah kapal SS Principessa Jolanda, yang dinamai sesuai nama putri sulungnya, Putri Jolanda Margherita.
Principessa Jolanda adalah kapal laut mewah terbesar di Italia pada masanya, namun kapal ini mengalami kecelakaan yang mengerikan saat diluncurkan pada tahun 1907. Diluncurkan dengan peralatan lengkap di dek atasnya, kapal ini tidak memiliki pemberat di palka atau batu bara di ruang mesin. Karena terlalu berat dan meluncur terlalu cepat, kapal ini terguling dan tenggelam. Untungnya, insiden ini tidak memakan korban jiwa. Namun, kapal Principessa Jolanda tidak dapat diselamatkan dan dihancurkan.
Para pembuat kapal kemudian lebih berhati-hati saat membuat Principessa Mafalda pada tahun 1908. Sebagian besar bagian di atas geladak kapal tidak dipasang saat kapal meluncur. Dengan panjang sekitar 150 meter, lebar 17 meter, dan berat kotor 9.210 ton, Principessa Mafalda merupakan kapal mewah terbesar di Italia pada saat itu.
Laporan wrecksite.eu menyebut Kapal Principessa Mafalda dapat mengangkut hingga 1.600 penumpang. Kapal tersebut dapat mencapai kecepatan tertinggi 19 knot (sekitar 35 kilometer per jam) dan memegang rekor selama bertahun-tahun sebagai kapal tercepat yang berlayar antara Italia dan Amerika Selatan.
Advertisement
Sejarah Kapal Principessa Mafalda
Laporan dailytelegraph.com.au Kapal Principessa Mafalda melakukan pelayaran perdananya, dari Genova ke Buenos Aires, pada tahun 1909, membawa para migran ke Amerika Selatan dan membawa pulang para pekerja pertanian musiman.
Pada tahun 1914, kapal ini melakukan pelayaran satu-satunya ke New York, mengantarkan warga Amerika Serikat yang melarikan diri dari perang yang sedang berkecamuk di Eropa. Kapal ini kemudian digunakan kembali untuk layanan perang sebagai kapal angkut. Setelah mengalami kerusakan akibat torpedo Austria, kapal ini dikirim ke Taranto untuk diperbaiki dan digunakan sebagai kapal untuk para perwira.
Kapal ini kembali ke rute Amerika Selatan seperti saat sebelum perang pada tahun 1918. Sebuah laporan palsu beredar di seluruh dunia pada Januari 1920 bahwa Principessa Mafalda telah ditenggelamkan oleh ranjau dan menewaskan 700 orang.
Mengutip wrecksite.eu, diketahui bahwa kapal Italia Principessa Mafalda yang dalam kondisi tidak terawat dengan baik setelah 19 tahun berada di lautan melakukan pelayaran trans-Atlantik terakhirnya, karena ada rencana untuk menjualnya sebagai kapal wisata di Laut Mediterania. Kendati demikian kapal tersebut berada dalam kondisi yang sangat buruk dalam pelayaran terakhirnya sehingga mengalami kerusakan lebih dari satu kali dan terpaksa berhenti di laut untuk menjalani perbaikan.