Pilpres AS 2024: China, Rusia dan Israel Dukung Trump atau Kamala?

Pemilihan presiden Amerika Serikat sudah mulai berlangsung. Warga AS mulai menuju tempat pemungutan suara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Nov 2024, 20:47 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 20:21 WIB
Antusiasme Masyarakat AS Saksikan Debat Perdana Donald Trump-Kamala Harris
Foto kombinasi yang dibuat pada tanggal 10 September 2024 ini menunjukkan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump (foto kiri) dan Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris berpartisipasi dalam debat kepresidenan di National Constitution Center di Philadelphia, Pennsylvania, pada tanggal 10 September 2024. (SAUL LOEB/AFP)

Liputan6.com, Washington D.C - Persaingan ketat terjadi antara Donald Trump dan Kamala Harris dalam hasil polling jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat.

Sejumlah lembaga survei merilis hasil jajak pendapat mereka yang himpun secara nasional.

Sementara persaingan Kamala dan Trump begitu ketat, seperti apa prediksi pilihan Vladimir Putin, Xi Jinping dan Benjamin Netanyahu pada Pilpres AS 2024? Berikut dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (5/11/2024):

Vladimir Putin - Presiden Rusia

Meskipun Vladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa ia mungkin lebih memilih Harris sebagai presiden, banyak tanda yang menunjukkan bahwa Putin sebenarnya mendukung kemenangan Trump.

"Putin akan menyukai Trump sebagai presiden karena berbagai alasan," kata Timothy Ash, seorang rekan peneliti di Program Rusia dan Eurasia di Chatham House, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Pertama, Putin menganggap Trump bersikap lunak terhadap Rusia dan akan mengalah untuk memberinya banyak hal terkait Ukraina dan memangkas dukungan militer ke Ukraina serta mencabut sanksi terhadap Rusia," katanya.

"Saya pikir Putin melihat Trump dan melihat bayangan cermin dirinya sendiri, seorang otoriter dan sosiopat. Dia mungkin berpikir akan memahami Trump," kata Ash.

Lebih jauh, Putin membenci sistem demokrasi pasar liberal Barat, dan pemimpin Rusia itu berpikir Trump akan melanjutkan apa yang ditinggalkannya di periode pertama.

 

Xi Jinping - Presiden China

Presiden China Xi Jinping.
Presiden China Xi Jinping. (Dok. AFP)

Presiden Tiongkok Xi Jinping belum secara terbuka memberikan dukungan.

Seperti halnya Rusia, baik Demokrat maupun Republik telah mengambil sikap keras terhadap Tiongkok. Selama masa jabatannya, Donald Trump memulai perang dagang dengan Tiongkok.

AS mengenakan tarif pada impor Tiongkok senilai USD 250 miliar pada tahun 2018. Tiongkok membalas, mengenakan tarif pada impor AS senilai USD 110 miliar.

"Ironisnya, Xi mungkin menginginkan Harris, seperti halnya Iran," kata Ash kepada Al Jazeera.

 

Benjamin Netanyahu - Perdana Menteri Israel

Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum secara terbuka mendukung kedua kandidat. Namun, secara luas diyakini bahwa ia condong ke arah kemenangan Donald Trump.

Netanyahu dan Trump memiliki hubungan yang baik selama masa jabatan pertama mantan presiden AS tersebut.

Netanyahu, dalam sebuah pernyataan tahun 2020, mengatakan bahwa Trump adalah sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih.

Hubungan antara Trump dan Netanyahu memburuk setelah Joe Biden terpilih. Ketika Biden dilantik, Netanyahu mengucapkan selamat kepadanya. Trump mengatakan ia merasa dikhianati oleh hal ini, dalam sebuah wawancara.

Infografis Kamala Harris Vs Donald Trump di Pilpres AS 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kamala Harris Vs Donald Trump di Pilpres AS 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya