Ucapkan Selamat, Vladimir Putin Sambut Klaim Donald Trump Bisa Akhiri Perang Rusia Vs Ukraina dalam 24 Jam

Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya. Ini merupakan komentar publik pertama pemimpin Rusia tersebut mengenai hasil pemungutan suara Pilpres AS.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Nov 2024, 10:27 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 10:27 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab pertanyaan selama pertemuan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada 7 November 2024. (KRISTINA KORMILITSYNA / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab pertanyaan selama pertemuan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada 7 November 2024. (KRISTINA KORMILITSYNA / AFP)

Liputan6.com, Sochi - Presiden Vladimir Putin pada Kamis 7 November 2024 mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya. Ini merupakan komentar publik pertama pemimpin Rusia tersebut mengenai hasil pemungutan suara Pilpres AS.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam forum internasional setelah pidato di resor Laut Hitam Sochi. Dalam kesempatan tersebut, Vladimir Putin menambahkan bahwa apa yang dikatakan Trump "tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia, untuk membantu mengakhiri krisis Ukraina, menurut pendapat saya, setidaknya patut mendapat perhatian."

Kremlin sebelumnya menyambut baik klaim Trump bahwa ia dapat merundingkan akhir konflik di Ukraina "dalam 24 jam" tetapi menekankan bahwa mereka akan menunggu langkah-langkah kebijakan yang konkret.

"Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas terpilihnya ia sebagai presiden Amerika Serikat," kata Putin dalam sesi tanya jawab di konferensi tersebut seperti dikutip dari Le Monde, Jumat (8/11/2024).

Mengenai apa yang diharapkannya dari masa jabatan kedua Trump, Putin berkata, "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang. Saya tidak ada ide (...) Baginya, ini masih masa jabatan presiden terakhirnya. Apa yang akan dia lakukan adalah urusannya."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah menekankan bahwa Moskow memandang Amerika Serikat (AS) sebagai negara yang "tidak bersahabat" yang terlibat langsung dalam konflik Ukraina. Dia menepis argumen bahwa kegagalan Putin untuk segera menghubungi Trump dapat merusak hubungan di masa mendatang, dengan mengatakan bahwa hubungan Moskow dengan Washington sudah berada pada "titik terendah dalam sejarah" dan berpendapat bahwa terserah kepada kepemimpinan AS yang baru untuk mengubah situasi.

Sikap hati-hati Kremlin mencerminkan pandangannya tentang pemungutan suara Pemilu AS sebagai pilihan di antara dua kemungkinan yang tidak menarik. Sementara Trump dikenal karena kekagumannya terhadap Putin, pemimpin Rusia itu telah berulang kali mencatat bahwa selama masa jabatan pertama Trump, ada "begitu banyak pembatasan dan sanksi terhadap Rusia yang belum pernah diperkenalkan oleh presiden lain sebelumnya."

 

Vladimir Putin dan Donald Trump Siap Berunding

Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Pablo Martinez / AP PHOTO via CNN)
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Pablo Martinez / AP PHOTO via CNN)

Vladimir Putin dan Donald Trump juga mengindikasikan pada hari Kamis bahwa mereka siap untuk mengadakan pembicaraan setelah taipan Republik itu muncul sebagai pemenang dalam perebutan Gedung Putih.

Ketika ditanya apakah dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump, pemimpin Rusia itu berkata: "Siap".

Donald Trump mengungkapkan bahwa ia juga siap untuk beberapa jenis percakapan. Dalam wawancara kepada NBC News ia mrngatakan bahwa "Saya pikir kita akan berbicara" saat topik beralih ke kontaknya dengan para pemimpin dunia sejak kemenangannya diumumkan.

Hal ini menandai pergeseran seismik dari reaksi dingin antara Joe Biden dan Vladimir Putin sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022 dan menggarisbawahi kritik Donald Trump terhadap dukungan AS untuk Kyiv.

Sebuah buku baru oleh reporter investigasi Amerika Bob Woodward menegaskan bahwa Trump dan Putin mungkin telah berbicara sebanyak tujuh kali selama masa jabatan Joe Biden, dan bahwa Trump saat menjabat secara diam-diam mengirim tes COVID-19 yang saat itu langka kepada pemimpin Rusia itu.

Di sisi lain, Moskow secara luas dituduh mencampuri pemilihan presiden 2016 untuk meningkatkan kampanye Trump melawan Hilary Clinton, meskipun Kremlin telah berulang kali menolak tuduhan tersebut.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya