Liputan6.com, Kyiv - Lebih dari satu juta warga Ukraina kehilangan aliran listrik dalam suhu dingin yang membekukan pada hari Kamis (26/11), setelah serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia secara besar-besaran di seluruh negeri.
Ukraina bersiap menghadapi musim dingin yang mungkin menjadi musim dingin terberatnya dalam perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun, saat Moskow meningkatkan pemboman udaranya terhadap negara yang dilanda perang itu dan pasukannya maju ke garis depan di timur.
Baca Juga
"Terjadi pemadaman listrik darurat di seluruh negeri karena serangan musuh terhadap sektor energi kami. Tidak ada tanda-tanda akan berakhir," kata Sergey Kovalenko, CEO Yasno yang menjadi pemasok energi di Ukraina, seperti dikutip dari AFP.
Advertisement
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia "melanjutkan taktik teror mereka", berusaha menjerumuskan warga sipil Ukraina ke dalam kegelapan dan memutus penghangat ruangan di bulan-bulan terdingin tahun ini.
"Mereka menimbun rudal untuk menyerang infrastruktur Ukraina, untuk berperang melawan warga sipil selama... musim dingin," kata Andriy Yermak dalam sebuah posting di Telegram.
Serangan gabungan rudal dan drone atau pesawat nirawak, yang diluncurkan secara bergelombang sepanjang Kamis (28/11) dini hari, memutus aliran listrik bagi lebih dari satu juta pelanggan di wilayah barat Ukraina, ratusan kilometer dari garis depan.
"Hingga saat ini, 523.000 pelanggan di wilayah Lviv tidak memiliki listrik," kata kepala wilayah Maksym Kozytskyi di media sosial.
Serangan Besar-besaran Rusia ke-11 Terhadap Infrastruktur Energi Sipil Ukraina Tahun 2024
Wilayah barat, yang berbatasan dengan Polandia, anggota Uni Eropa dan NATO, terhindar dari pertempuran terburuk akibat invasi Rusia selama 33 bulan, tetapi telah menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia secara sporadis.
Pejabat daerah mengatakan sedikitnya 280.000 orang lainnya terputus aliran listriknya di wilayah Rivne barat dan 215.000 lainnya di wilayah Volyn barat laut, yang juga berbatasan dengan Polandia.
Tingkat kerusakan sepenuhnya masih dinilai pada Kamis (28/11) pagi, dengan pesawat nirawak Rusia juga telah menargetkan ibu kota Kviv, kota Kharkiv di timur laut, dan kota pelabuhan Odesa di Laut Hitam, serta wilayah lain melaporkan pemadaman listrik.
"Insinyur kelistrikan bekerja untuk memastikan skema pasokan listrik cadangan jika memungkinkan. Mereka telah memulai pekerjaan pemulihan jika situasi keamanan memungkinkan," kata kementerian energi.
Dikatakan bahwa ini adalah serangan besar-besaran Rusia ke-11 terhadap infrastruktur energi sipil Ukraina tahun ini.
Dalam peringatan dini hari yang diunggah di media sosial saat serangan berlangsung, Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan fasilitas-fasilitas "diserang musuh secara besar-besaran".
Advertisement
Serangan Rusia Bisa Bikin Musim Dingin Ukraina yang Paling Keras Sejak Perang Dimulai
Serangan, yang terjadi saat suhu mencapai 0 derajat Celsius (32 derajat Fahrenheit) di banyak kota Ukraina, adalah yang terbaru dalam dua minggu eskalasi dramatis dalam perang yang hampir berlangsung tiga tahun.
Seorang pejabat senior PBB, Rosemary DiCarlo, bulan ini memperingatkan serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina dapat membuat musim dingin ini menjadi "yang paling keras sejak dimulainya perang".
Kedua belah pihak telah menembakkan senjata baru dalam upaya untuk mendapatkan keunggulan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS pada bulan Januari.
Adapun Rusia awal pekan ini mengatakan sedang mempersiapkan pembalasannya sendiri atas serangan Ukraina di wilayahnya menggunakan rudal ATACMS yang dipasok AS.
Kyiv dilaporkan telah meluncurkan sedikitnya tiga serangan di wilayah perbatasan Rusia dengan rudal tersebut sejak Gedung Putih memberinya izin untuk menembakkannya ke wilayah Rusia.
Moskow menanggapi serangan pertama dengan menembakkan rudal balistik hipersonik yang belum pernah terlihat sebelumnya ke Kota Dnipro di Ukraina, dan Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan rudal berkemampuan nuklir itu dapat digunakan melawan negara-negara Barat selanjutnya.
Donald Trump pada hari Rabu (27/11) menunjuk loyalis setia dan pensiunan jenderal Keith Kellogg sebagai utusannya untuk Ukraina, yang ditugasi untuk mengakhiri invasi Rusia.
Presiden yang akan datang telah mengkritik bantuan AS ke Ukraina dan membanggakan bahwa ia dapat mengamankan gencatan senjata dalam hitungan jam -- komentar yang telah memicu kekhawatiran di Kyiv bahwa AS dapat mendorongnya untuk menyerahkan tanah.
Keith Kellogg, seorang veteran keamanan nasional berusia 80 tahun, ikut menulis sebuah makalah tahun ini yang menyerukan Washington untuk memanfaatkan bantuan militer sebagai sarana untuk mendorong perundingan damai.
Sementara itu, prihatin dengan serangkaian kemajuan Rusia di garis depan, pemerintahan Joe Biden yang akan lengser juga mendesak Ukraina untuk menurunkan usia minimum wajib militer dari 25 menjadi 18 tahun untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang parah.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pada hari Kamis (28/11) bahwa mereka telah menembak jatuh 25 pesawat nirawak Ukraina yang ditembakkan semalam, termasuk 14 di atas wilayah Krasnodar selatan -- tepat di sebelah timur semenanjung Krimea yang dianeksasi.