Liputan6.com, Washington D.C - Media Amerika Serikat, Washington Post melaporkan jumlah penduduk asli AS yang terbunuh di sekolah setidaknya tiga kali lipat dari angka resmi yang dirilis oleh pemerintah.
Dari tahun 1819 hingga 1970-an, Amerika Serikat mengelola ratusan sekolah asrama untuk warga Indian di seluruh negeri untuk mengasimilasi anak-anak Pribumi ke dalam budaya pemukim Eropa, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (23/12/2024).
Advertisement
Sebuah investigasi oleh Washington Post mendokumentasikan bahwa ada 3.104 siswa Pribumi yang meninggal di sekolah-sekolah tersebut antara tahun 1828 dan 1970, tiga kali lipat dari jumlah yang ditemukan oleh pemerintah.
Advertisement
Presiden AS Joe Biden menjadi sorotan usai ia menyampaikan permintaan maaf bersejarah atas salah satu "bab paling mengerikan" di Amerika Serikat.
Yaitu anak-anak dari penduduk asli Amerika yang harus dipisahkan dari keluarga mereka dan ditempatkan di sekolah asrama yang sering kali penuh kekerasan.
Washington Post menemukan bahwa dalam banyak kasus, anak-anak yang meninggal dikuburkan di pemakaman di atau dekat sekolah tempat mereka bersekolah.
Kejadian ini menggarisbawahi ada banyak kasus jenazah anak-anak yang tidak pernah dikirim pulang ke keluarga atau suku mereka.
Pencatatan yang buruk dan berlalunya waktu telah mempersulit untuk menentukan dengan tepat berapa banyak anak yang meninggal di sekolah-sekolah.
Â
Sejumlah Faktor Penyebab Kematian
Menurut seorang pakar, kondisi ini mirip dengan kamp penjara yang dihuni kata seorang pakar kepada surat kabar tersebut.
Laporan Washington Post menyebut, anak-anak meninggal karena penyakit, kekurangan gizi, dan kecelakaan, terkadang dalam keadaan yang mencurigakan.
Pidato Biden disampaikan setelah laporan pemerintah mendokumentasikan kematian hampir 1.000 anak di sekolah-sekolah tersebut, meskipun jumlah sebenarnya selalu dianggap lebih tinggi.
Pemerintahan Biden telah berinvestasi secara signifikan dalam komunitas penduduk asli Amerika, dengan tindakan eksekutif yang memperluas otonomi suku, menetapkan monumen untuk melindungi situs leluhur yang sakral, mengarahkan lembaga untuk memprioritaskan masalah kekerasan berbasis gender, dan banyak lagi.
Penduduk asli Amerika, secara rata-rata, tetap lebih miskin daripada sebagian besar penduduk negara, sebuah fakta yang oleh para pendukung dikaitkan dengan marginalisasi selama berabad-abad.
Advertisement