Picu Kontroversi, Ibu-ibu di China Sewa Kurir Paket untuk Antar Anak ke Sekolah

Banyak ibu-ibu ini merasa lelah, sehingga membayar kurir paket untuk antar anak mereka ke sekolah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jan 2025, 20:10 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 20:10 WIB
Ilustrasi Kurir
Ilustrasi kurir. (Image by jcomp on Freepik)

Liputan6.com, Beijing - Seorang ibu di China membuat dirinya jadi perbincangan di lingkungan tempat ia tinggal maupun di media sosial.

Demi melindungi diri dari musim dingin, ia menyewa kurir untuk mengantar anaknya ke sekolah. Hal ini bahkan menginspirasi orang tua lain untuk melakukan hal yang sama.

Pada awal Desember, seorang wanita dari Guangxi, Tiongkok selatan, berbagi secara daring bahwa ia merasa pagi musim dingin terlalu dingin untuk bangun dari tempat tidur, jadi ia menyewa kurir untuk mengantar anaknya ke sekolah tiap pukul 06:30 pagi.

"Ide yang cerdas! Mengantar anak-anak dan mengantarkan paket pada dasarnya sama saja asalkan mereka sampai dengan selamat," kata seorang pendukung daring atas tindakannya, dikutip dari laman SCMP, Kamis (9/1/2024).

The Post menemukan bahwa orang tua lain melakukan pendekatan yang sama untuk mengantar anak ke sekolah.

Seorang wanita bermarga Zheng dari provinsi Henan di Tiongkok tengah berbagi secara daring bahwa pekerjaannya di malam hari membuatnya terlalu lelah untuk mengantar anaknya ke sekolah, jadi ia sering menyewa kurir sebagai gantinya.

"Pengemudi itu memiliki sikap yang baik, mengantar anak saya ke sekolah dengan selamat, dan mengirimi saya video sebagai bukti," katanya.

Zheng mengatakan bahwa rumahnya sangat dekat dengan sekolah dan menekankan bahwa pengendara dari perusahaan logistik yang memiliki reputasi baik menerima pelatihan profesional, sehingga mengurangi kekhawatirannya akan keselamatan.

Ada pula seorang ibu lain dari Chengdu di Tiongkok barat daya, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia pernah menyewa seorang pengantar barang saat hujan deras untuk mengantar anaknya ke sekolah tepat waktu dan menghindari kemacetan.

"Pengemudi itu mengambil jalan pintas dengan sepeda listriknya dan mengantar anak saya ke sekolah tepat waktu."

"Namun, jika dipikir-pikir, saya merasa sedikit tidak nyaman. Mempercayakan seorang anak kepada orang asing bukanlah sesuatu yang dianjurkan," katanya.

Sumber daring menunjukkan bahwa biaya pengantaran untuk jarak di bawah lima kilometer biasanya berkisar antara 10 hingga 20 yuan atau setara Rp22.000 sampai Rp40.000.

 

Kontroversi

Ilustrasi Kurir
Ilustrasi kurir. (Image by Freepik)

Banyak perusahaan logistik di Tiongkok menyarankan agar tidak mengirimkan barang senilai lebih dari 5.000 yuan (US$680) untuk pesanan lokal, karena kompensasi tanpa asuransi hanya dibatasi hingga 200 yuan (US$27).

Namun, seorang netizen merasa khawatir: "Para pengantar barang berada di bawah tekanan waktu, sering kali ngebut dan menerobos lampu merah. Sangat tidak aman jika ada anak di dalam kendaraan."

Sementara yang lain berkata: "Harga seorang anak tidak ternilai. Jika terjadi kecelakaan atau anak tersebut hilang, siapa yang harus disalahkan, orang tua yang malas atau pengantar barang yang tidak bertanggung jawab?"

Pada tanggal 27 Desember, sebuah perusahaan pengiriman barang dari Tiongkok menanggapi kontroversi daring tersebut, dengan mengatakan bahwa mengangkut orang bukanlah bagian dari layanan mereka.

"Pengemudi yang menerima pesanan tersebut secara pribadi melanggar kebijakan perusahaan dan akan menghadapi hukuman jika ketahuan," kata seorang perwakilan layanan pelanggan.

Infografis Ragam Program Makan Siang Gratis Anak Sekolah di 8 Negara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Program Makan Siang Gratis Anak Sekolah di 8 Negara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya