Liputan6.com, Tel Aviv - Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa tim negosiasi Israel dan Hamas telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Doha, Qatar.
Pernyataan dari kantor Netanyahu menyebutkan bahwa rapat kabinet keamanan dijadwalkan berlangsung pada Jumat (17/1/2025), untuk melakukan pemungutan suara mengenai kesepakatan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Namun, rapat kabinet penuh tidak dijadwalkan hingga Sabtu (18/1) malam. Juru bicara Netanyahu menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk memberi waktu 24 jam kepada penentang kesepakatan tersebut agar dapat mengajukan petisi ke Mahkamah Agung.
Advertisement
Rapat yang diadakan pada Jumat sore tidak akan memberi mereka cukup waktu karena banyak dari mereka yang religius menjalankan ibadah Sabat. Demikian seperti dikutip dari Times of Israel.
Mengadakan rapat kabinet penuh pada Sabtu berarti masa tenggang 24 jam untuk pengajuan petisi tidak akan selesai hingga akhir hari Minggu (19/1), yang berarti pula kesepakatan gencatan senjata baru dapat diberlakukan pada Senin (20/1) atau satu hari lebih lama dari jadwal semula.
Tiga sandera pertama yang seharusnya dibebaskan pada Minggu terpaksa harus menunggu satu hari lagi.
Keluarga dari 98 sandera yang masih tersisa juga telah diinformasikan, menurut pernyataan kantor perdana menteri, yang menyebutkan pula bahwa Netanyahu telah memerintahkan pihak berwenang untuk bekerja sama dalam persiapan menyambut para sandera yang akan dibebaskan.
"Israel berkomitmen untuk mencapai semua tujuan perang ini, termasuk kembalinya seluruh sandera kami — baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal," tambah kantor Netanyahu.