Liputan6.com, Manila - Filipina meluncurkan sebuah komik pada Jumat (24/1/2025). Komik ini dirancang untuk menanggapi apa yang disebut negara itu sebagai kampanye disinformasi dari China terkait klaim teritorialnya yang luas di Laut China Selatan.
Komik sepanjang 40 halaman berjudul "The Stories of Teacher Jun" ini diperkenalkan oleh pejabat Filipina. Komik tersebut berisi gambar karikatur berwarna dari seorang guru Filipina dan para siswanya yang mendiskusikan sengketa teritorial yang kompleks dengan istilah-istilah yang mudah dimengerti dan menonjolkan posisi Filipina.
Baca Juga
"Para pejabat China, bersama dengan media yang didukung negara dan individu-individu, terus menyebarkan narasi yang terdistorsi dan diputarbalikkan untuk mencemarkan upaya-upaya kami dan membenarkan klaim sepihak mereka," ujar penasihat keamanan nasional Filipina Eduardo Ano dalam pidatonya pada peluncuran komik di Manila, seperti dikutip dari AP, Sabtu (25/1).
Advertisement
"Filipina akan melakukan segala hal untuk melawan misinformasi, disinformasi, dan narasi palsu untuk mengungkapkan kebenaran."
Filipina menghadapi pertempuran yang timpang melawan China yang lebih unggul secara militer di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan. Hal ini mendorong Filipina untuk memperkuat aliansi keamanan dengan Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lainnya guna membangun pencegahan terhadap tindakan agresif Beijing.
Dua tahun lalu, Filipina meluncurkan kampanye untuk mempermalukan China dengan merilis video dan foto yang menunjukkan tindakan agresif mereka di perairan yang diperebutkan, termasuk penggunaan meriam air dan manuver pemblokiran berbahaya. Kampanye ini ditujukan bagi audiens domestik dan internasional.
Namun, perselisihan teritorial, terutama antara pasukan penjaga pantai China dan Filipina, terus berlanjut.
Siapa Target Penerima Komik?
Duta besar Amerika Serikat dan Kanada, yang merupakan pendukung utama Filipina dalam menghadapi tindakan China yang semakin agresif di jalur perairan yang diperebutkan, hadir dalam peluncuran komik.
Tidak ada komentar segera dari pejabat China, namun mereka telah berulang kali menegaskan klaim atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan dan menuduh Filipina serta negara-negara pesaing lainnya melakukan pelanggaran.
Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan juga mengklaim jalur laut yang sibuk tersebut, yang merupakan jalur perdagangan global penting dengan sumber daya perikanan dan deposit gas bawah laut yang melimpah.
Sekitar 11.000 salinan komik telah didistribusikan secara gratis dan ribuan salinan lainnya akan dicetak tergantung pada ketersediaan donasi finansial, kata Komodor Jay Tarriela dari Penjaga Pantai Filipina, salah satu pengusung proyek komik.
Penerima komik adalah para pelajar dan warga Filipina di daerah terpencil yang memiliki akses terbatas terhadap sumber berita. Pembaca asing yang berminat dapat diberikan salinan komik dalam bahasa mereka.
"Inisiatif ini bertujuan untuk menyoroti hak-hak dan klaim maritim kami sambil mengungkapkan kegiatan ilegal, perilaku agresif, dan taktik pemaksaan China," tutur Ano. "Penting bagi kami untuk mengungkapkan tindakan-tindakan ini karena transparansi adalah alat yang kuat dalam melawan disinformasi."
Advertisement