Liputan6.com, Bangkok - Lima pekerja Thailand yang dibebaskan oleh Hamas di Gaza bulan lalu telah tiba di rumah di Bangkok, setelah menghabiskan hampir 500 hari dalam penahanan.
Pongsak Thaenna, Sathian Suwannakham, Watchara Sriaoun, Bannawat Saethao, dan Surasak Lamnao semuanya bekerja di Israel selatan ketika mereka diculik selama serangan pada Oktober 2023.
Baca Juga
Air mata keluarga menyambut kedatangan kelimanya pada Minggu (9/2/2025) pagi ketika kelima pria itu dipeluk oleh kerabat yang menangis di aula kedatangan Bandara Suvarnabhumi Bangkok.
Advertisement
"Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata," kata Thaenna, dikutip dari BBC, Minggu (9/2).
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pejabat yang terlibat dalam membantu kami hingga kami berdiri di sini.
"Kami tidak akan berada di sini tanpa bantuan Anda. Kami sangat tersentuh dan sangat senang telah kembali ke tanah air kami. Saya benar-benar bersyukur."
Menteri Luar Negeri Maris Sangiampongsa mengatakan, "sangat menginspirasi" menyaksikan kepulangan mereka setelah dibebaskan pada 30 Januari sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Setelah mendarat di Bangkok pada pukul 07:30 waktu setempat, kelima orang itu disambut oleh sekelompok kecil kerabat dan pejabat Kementerian Luar Negeri yang sangat gembira.
Mereka telah menghabiskan 10 hari terakhir di rumah sakit Israel sehingga kesehatan mereka dapat dipantau.
Somboon Saethao, ayah dari Saethao mengatakan bahwa dia "sangat bahagia" dan keluarganya akan menyambut putranya pulang dengan upacara tradisional Thailand.
"Saya rasa saya tidak ingin dia jauh dari rumah lagi," kata ayahnya kepada AFP.
Â
Diberi Uang dan Gaji
Saethao pindah ke Israel sembilan bulan sebelum penculikannya untuk mencari penghasilan yang lebih baik bagi keluarganya, tambahnya.
Istrinya, Wiayada Saethao, mengatakan kepada wartawan BBC Thailand bahwa 15 bulan suaminya disandera adalah masa penderitaan.
"Jangan takut lagi. Kita sudah di rumah sekarang. Kita di Thailand. Kami akan pulang," katanya.
Kelima pria itu akan kembali ke kampung halaman mereka.
Boonsong Tapchaiyut, seorang pejabat kementerian ketenagakerjaan, mengatakan setiap sandera akan menerima pembayaran sekitar 600.000 baht, beserta gaji bulanan sebesar hingga usia 80 tahun, untuk memastikan mereka tidak harus kembali ke Israel.
Satu sandera Thailand masih belum diketahui keberadaannya.
"Untuk sandera Thailand keenam yang masih berada di Gaza, kami tidak akan pernah berhenti bertindak, kami masih memiliki harapan dan akan melakukan apa pun hingga kami berhasil," kata Menteri Luar Negeri Sangiampongsa.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)