Liputan6.com, Jakarta - Planet Venus akan bersinar sangat terang di langit barat pada 14 Februari 2025. Suatu kebetulan kosmik yang menarik, planet yang dinamai sesuai dengan dewi cinta Romawi ini akan tampak paling terang dibandingkan waktu-waktu lainnya sepanjang 2025.
Planet Venus dikenal sebagai bintang senja karena cahayanya yang sangat terang setelah matahari terbenam. Meskipun selalu menjadi planet paling terang di langit malam, planet yang sering dikaitkan dengan cinta dan romantisme ini akan mencapai magnitudo -4,9, yang merupakan tingkat kecerahan tertingginya pada pertengahan Februari 2025.
kesempatan untuk melihat Venus seterang ini di langit malam tidak akan terjadi lagi hingga September 2026. Melansir laman Earth Sky pada Rabu (12/02/2025), fenomena ini terjadi karena posisi orbit Venus yang lebih dekat ke bumi.
Advertisement
Baca Juga
Venus memiliki fase yang mirip dengan bulan saat dilihat dari bumi. Saat ini, Venus semakin mendekati bumi dan akan tampak sebagai bulan sabit dengan hanya 27 persen bagian yang diterangi cahaya pada 14 Februari.
Namun, meskipun hanya sebagian kecil yang menerima cahaya, kedekatan Venus dengan bumi membuatnya tampak lebih terang dibandingkan hari-hari lainnya. Selain itu, Venus memiliki atmosfer tebal yang dipenuhi awan yang sangat reflektif, membuat planet ini memantulkan lebih banyak cahaya Matahari dibandingkan planet lain.
Venus mencapai titik tertinggi di langit malam pada 10 Januari lalu dan akan terus turun mendekati matahari hingga 22 Maret. Puncak kecerahannya terjadi di pertengahan periode tersebut, tepat pada Hari Valentine.
Venus masih akan cukup terang dengan hanya 14 persen permukaannya yang terkena cahaya matahari hingga 1 Maret 2025 mendatang. Setelah 14 Februari, kecerahan Venus perlahan akan berkurang dan semakin sulit terlihat di langit senja.
Pada akhir Maret, Venus akan tertutup oleh cahaya matahari dan akhirnya muncul kembali di langit fajar sebagai bintang pagi pada 27 April, saat ia mencapai puncak kecerahannya di pagi hari.
Kembaran Bumi Berbau Busuk
Venus kerap disebut sebagai kembaran bumi karena memiliki ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan gravitasi yang mirip. Planet ini sebenarnya hanya sedikit lebih kecil dari planet Bumi, yakni dengan massa sekitar 80 persen dari bumi.
Planet kedua dari matahari ini cukup menarik perhatian para peneliti, sebab karakteristiknya yang unik. Dengan permukaan yang geografisnya beragam dan medan awet muda, Venus juga dikenal sebagai planet terpanas di tata surya dan memiliki atmosfer mengandung gas-gas yang tidak biasa.
Dikutip dari laman Space pada Rabu (12/02/2025), Venus memiliki diameter hampir sama dengan bumi, hal ini menjadikannya planet dengan ukuran terbesar kedua setelah Jupiter. Venus maupun bumi memiliki lapisan atmosfer dan permukaan padat.
Meskipun kondisi Venus sangat berbeda dan ekstrem dibandingkan dengan bumi. Selain itu, Venus dan bumi juga memiliki struktur internal mirip.
Venus maupun bumi memiliki inti besi padat di pusatnya, lapisan mantel di sekitarnya dan kerak batuan di permukaannya. Namun, perbedaan penting terletak pada kondisi permukaan dan atmosfer Venus sangat berbeda dengan bumi.
Sama seperti bumi, Venus juga mengalami perubahan cuaca dan sistem iklim. Venus memiliki siklus cuaca kompleks, termasuk awan-awan tebal terdiri dari asam sulfat di atmosfernya.
Meskipun terdapat kesamaan struktural dengan bumi, kondisi di Venus tidak mendukung kehidupan seperti kita kenal. Permukaan Venus sangat panas, atmosfernya sangat beracun, dan tekanan atmosfernya sangat tinggi membuatnya menjadi salah satu tempat paling tidak ramah bagi kehidupan seperti di Bumi.
Meskipun Venus berada lebih jauh dengan Matahari daripada Merkurius, Venus memiliki suhu permukaan jauh lebih tinggi daripada Merkurius yang merupakan planet terdekat dengan Matahari. Suhu permukaan Venus mencapai angka sangat ekstrem, mencapai sekitar 470 derajat Celsius (880 derajat Fahrenheit).
Fenomena ini menjadikan Venus sebagai tempat dengan suhu tertinggi di antara semua planet di tata surya. Ada beberapa faktor menyebabkan Venus menjadi begitu panas.
Salah satunya adalah efek rumah kaca sangat kuat di atmosfer Venus. Atmosfer Venus terdiri terutama dari gas karbon dioksida (CO2) efektif menahan panas dari Matahari dan menghasilkan efek pemanasan signifikan di planet ini.
Proses ini dikenal sebagai efek rumah kaca karena gas-gas atmosfer Venus seperti lapisan kaca membiaskan sinar matahari tetapi menahan panas di dalamnya. Selain itu, tekanan atmosfer di permukaan Venus juga sangat tinggi, lebih dari 90 kali tekanan atmosfer bumi pada permukaan laut.
Kombinasi suhu tinggi dan tekanan atmosfer ekstrem menciptakan kondisi sangat tidak ramah bagi kehidupan seperti di Bumi. Hal ini membuat Venus menjadi salah satu tempat paling tidak layak huni di tata surya.
Studi lebih lanjut tentang atmosfer Venus, termasuk komposisi dan dinamika termalnya, terus dilakukan oleh para peneliti untuk memahami mekanisme menyebabkan suhu permukaan ekstrem.
(Tifani)
Advertisement
