Liputan6.com, Roma - Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus (88) masih dalam kondisi kritis setelah mengalami krisis pernapasan berkepanjangan yang menyerupai asma.
Sejak dirawat selama sepekan di Rumah Sakit Gemelli, Roma, Paus mengalami pneumonia dan infeksi paru-paru yang kompleks. Ia juga menerima transfusi darah setelah hasil tes menunjukkan jumlah trombosit rendah akibat anemia.
Advertisement
Baca Juga
Meski terus berada di bawah pemantauan medis, sejumlah media Italia dan Swiss melaporkan bahwa Vatikan mulai bersiap menghadapi kemungkinan wafatnya Paus, termasuk proses transisi menuju sede vacante dan pemilihan penggantinya.
Advertisement
Apa Itu Sede Vacante?
Mengutip laman Business Standard, Minggu (23/2/2025), Sede vacante—berasal dari bahasa Latin yang berarti "takhta kosong"—merupakan masa transisi setelah wafatnya seorang paus.
Dalam periode ini, Gereja Katolik memasuki masa berkabung dan administrasi sementara, yang mencakup ritual penghormatan kepada paus yang meninggal dan pemilihan penggantinya.
Jika seorang paus wafat, Kardinal Camerlengo atau pejabat Gereja Katolik yang bertugas sebagai kepala Dewan Suci, mengonfirmasi kematiannya dan mengelola transisi kepemimpinan.
Secara historis, kematian paus dikonfirmasi dengan mengetuk kepala paus dengan palu perak dan memanggil namanya tiga kali. Namun, tradisi ini tidak lagi dilakukan.
Proses Selanjutnya
Setelah kematian paus dikonfirmasi, sejumlah tradisi yang akan dilakukan sebagai berikut:
- Cincin Nelayan, simbol kepausan, dihancurkan bersama segel kepausan untuk mencegah penyalahgunaan. 🔹 Apartemen pribadi paus disegel
- Gereja Katolik memasuki masa berkabung selama sembilan hari (novendiales)
- Jenazah paus disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk memberi kesempatan umat memberikan penghormatan terakhir
- Pemakaman paus diadakan di Basilika Santo Petrus, meski Paus Fransiskus dikabarkan lebih memilih dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, sesuai keinginannya untuk upacara yang lebih sederhana.
Siapa yang Memimpin Gereja Selama Sede Vacante?
Selama sede vacante, Kolegi Kardinal mengambil alih urusan administratif Gereja Katolik, namun mereka memiliki kewenangan yang terbatas.
- Kardinal Camerlengo bertanggung jawab atas urusan keuangan dan administrasi sementara
- Mayor Penitentiary tetap menjalankan tugasnya
- Seluruh kepala Kuria Roma menghentikan tugas mereka hingga paus baru terpilih.
Kolegi Kardinal juga mengadakan General Congregations, yaitu pertemuan untuk membahas persiapan konklaf, pemilihan paus baru, dan urusan administratif mendesak lainnya.
Advertisement
Bagaimana Proses Pemilihan Paus Baru?
- Konklaf—proses pemilihan paus baru—harus dimulai dalam 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus untuk memberi waktu bagi semua kardinal di seluruh dunia berkumpul di Vatikan
- Hanya kardinal di bawah usia 80 tahun yang berhak memilih, dengan jumlah maksimal 120 pemilih
- Para kardinal dikarantina di dalam Kapel Sistina selama konklaf untuk mencegah campur tangan eksternal
- Pemungutan suara dilakukan hingga seorang kandidat mendapatkan dua pertiga suara
- Setelah setiap sesi pemungutan suara, kertas suara dibakar dan hasilnya ketika muncul asap hitam (fumata nera) berarti belum ada paus terpilih. Sementara, asap putih (fumata bianca) menandakan paus baru telah dipilih
Pengumuman dan Pelantikan Paus Baru
Setelah seorang kardinal dipilih sebagai paus baru dan menerima jabatan tersebut:
- Ia akan memilih nama kepausan yang akan digunakannya
- Kardinal protodiakon akan mengumumkan dari balkon Basilika Santo Petrus dengan seruan: "Habemus Papam!" (Kami memiliki Paus!).
- Paus baru akan memberikan berkat pertama kepada umat, yang dikenal sebagai "Urbi et Orbi" (Untuk Kota dan Dunia).
