Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih mengambil alih kendali pemilihan media yang meliput acara presiden, yang sebelumnya menjadi wewenang Asosiasi Koresponden Gedung Putih (WHCA), yang independen.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada Selasa (25/2/2025) membuat pengumuman mengejutkan itu dalam pengarahan harian. Dia mengatakan WHCA tidak akan lagi memiliki "monopoli" dalam memilih anggota pool pers.
Advertisement
Baca Juga
Pool pers adalah sekelompok kecil wartawan yang dipilih untuk meliput acara-acara presiden AS di ruang terbatas, seperti Ruang Oval atau Air Force One. Mereka bertugas membagikan hasil liputannya ke media lain yang tidak hadir langsung.
Advertisement
Donald Trump, yang berusia 78 tahun, berada di Ruang Oval dengan tumpukan topi baseball merah di mejanya bertuliskan "Trump was right about everything" ketika diminta memberikan pernyataan tentang langkah tersebut.
"Kami yang akan memegang kendali," kata Trump tentang akses media seperti dikutip dari CNA, Rabu (26/2).
Langkah ini terjadi di tengah pertempuran yang semakin memanas antara Gedung Putih dan kantor berita Associated Press (AP), yang telah dilarang Trump dari acara-acara kepresidenan karena perselisihan atas penamaan ulang Teluk Meksiko sebagai Teluk Amerika.
Trump, yang lama memiliki hubungan antagonistik dengan media meskipun dia mencari perhatian mereka, melabeli AP "buruk" dan "kiri radikal".
Republikan itu kemudian menoleh ke peta yang bertuliskan "Teluk Amerika" di belakangnya dan menambahkan, "Saya hanya mengaguminya saat saya melihatnya. Saya hampir menangis."
Tuduhan terhadap WHCA
Sejarah pool pers Gedung Putih telah berlangsung hampir seabad. Sistem ini dirancang untuk memudahkan kolaborasi sumber daya antar media yang bersaing, terutama di ruang terbatas di Gedung Putih seperti West Wing. Namun, Leavitt yang merupakan sekretaris pers Gedung Putih termuda dalam sejarah, menyatakan bahwa WHCA selama ini telah "mendikte wartawan mana yang boleh mengajukan pertanyaan kepada presiden AS di ruang-ruang paling intim ini."
"Tidak lagi," tegas Leavitt. "Saya bangga mengumumkan bahwa kita akan mengembalikan kekuatan itu kepada rakyat. Mulai sekarang, pool pers Gedung Putih akan ditentukan oleh tim pers Gedung Putih."
Leavitt menambahkan bahwa media arus utama tetap akan diizinkan bergabung dalam pool pers.
"Namun, akses juga akan dibuka untuk media yang layak yang sebelumnya belum pernah diberi kesempatan untuk menjalankan tanggung jawab penting ini," ujarnya.
Saat mengumumkan hal ini, Leavitt tampil diapit oleh dua layar video besar yang menampilkan tulisan "Kemenangan" dan "Teluk Amerika".
Tak lama setelah pengumuman Leavitt, penasihat senior Gedung Putih Jason Miller menulis di platform media sosial X, "R.I.P. @WHCA 1914-2025" disertai gambar para pelayat membawa peti mati sebagai sindiran terhadap berakhirnya peran WHCA dalam menentukan pool pers.
Advertisement
Respons WHCA
Presiden WHCA Eugene Daniels mengkritik mengatakan Gedung Putih tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya.
"Langkah ini merusak kemerdekaan pers bebas di AS. Ini menunjukkan pemerintah akan memilih wartawan yang meliput presiden," kata Daniels.
"Di negara bebas, pemimpin tidak boleh bisa memilih koresponden mereka sendiri."
Koresponden senior Gedung Putih dari Fox News Jacqui Heinrich, yang juga anggota dewan WHCA, menulis di X, "Kebijakan ini tidak mengembalikan kekuatan kepada rakyat - ini memberikan kekuatan kepada Gedung Putih."
Langkah ini pula adalah yang terbaru dalam serangkaian upaya kontroversial Trump untuk meninggalkan jejaknya pada segala hal mulai dari birokrasi AS hingga media sejak masa jabatan keduanya dimulai pada 20 Januari.
