Liputan6.com, Beijing - Seorang wanita di China, Deng Qiqi, menjadi perbincangan di media sosial setelah membuka jasa rias wajah di stasiun bawah tanah. Usahanya ini menarik perhatian banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin tampil segar sebelum menghadiri acara penting.
Mengutip SCMP, Senin (3/3/2025), Deng memulai bisnisnya pada 14 Februari di Stasiun Shapingba, Chongqing, dengan membuka lapak rias setiap hari kerja dari pukul 17.00 hingga 19.30. Ia menghindari akhir pekan agar tidak mengganggu kepadatan lalu lintas penumpang.
Baca Juga
Dalam dua jam kerja setiap harinya, Deng mampu merias tiga hingga empat klien, menghasilkan sekitar 300 yuan (Rp 850 ribu) per hari. Ia tidak menerima pemesanan di muka, sehingga klien yang ingin menggunakan jasanya harus datang langsung ke tempatnya.
Advertisement
"Inspirasi bisnis ini datang saat saya sering melihat berbagai pedagang membuka lapak di stasiun bawah tanah. Saya pun berpikir, mengapa tidak mencoba tantangan baru dengan membuka booth sendiri?" ujar wanita 28 tahun yang juga memiliki studio rias kecil.
Deng menargetkan wanita yang ingin mempercantik diri sebelum pergi ke pesta atau berkencan setelah bekerja.
"Sebagian wanita sudah memakai make-up sejak pagi, tetapi riasan mereka memudar sepanjang hari. Mereka butuh sentuhan ulang sebelum menghadiri acara di malam hari," jelasnya.
Dengan pengalaman 10 tahun di industri tata rias, Deng menawarkan layanan make-up sederhana untuk penggunaan sehari-hari. “Bagi yang membutuhkan riasan lebih detail, mereka bisa datang langsung ke studio saya,” tambahnya.
Komentar di Media Sosial
Bisnis rias di stasiun bawah tanah ini bisa berjalan karena operator kereta bawah tanah Chongqing mengizinkan pedagang berjualan di area mereka. Tarif sewa untuk lapak ini cukup terjangkau, yakni 80 yuan (Rp 230 ribu) per hari, atau 30 yuan (Rp 85 ribu) untuk jam sibuk pagi atau sore.
Namun, aturan ini tidak berlaku di semua kota di China. Beberapa wilayah, seperti Shanghai, melarang aktivitas serupa dengan alasan pengelolaan kota dan kelancaran arus penumpang.
Di media sosial, banyak orang memberikan respons positif terhadap bisnis Deng.
"Sangat praktis! Ini penyelamat bagi wanita yang ingin menghadiri pesta tanpa harus khawatir make-up mereka pudar," tulis seorang netizen.
Komentar lain menyatakan bahwa model bisnis ini layak diterapkan di lebih banyak kota. Namun, ada juga yang khawatir usaha ini bisa mengganggu lalu lintas di stasiun bawah tanah.
"Semoga bisnisnya tidak sampai menghambat pergerakan penumpang di stasiun," tulis salah satu pengguna media sosial.
Advertisement
