Liputan6.com, Tel Aviv - Pemerintah Israel menyetujui perpanjangan sementara gencatan senjata di Gaza untuk enam minggu ke depan, yang mencakup periode Ramadan bagi umat Muslim dan Paskah bagi umat Yahudi.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membuat pengumuman tersebut tak lama setelah fase pertama gencatan senjata yang disepakati sebelumnya berakhir pada tengah malam pada hari Sabtu (1/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Kantor Netanyahu mengatakan, berdasarkan usulan gencatan senjata oleh utusan Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff.
Advertisement
Pemerintah Israel mendukung perpanjangan gencatan senjata setelah pertemuan selama empat jam yang diserukan oleh Netanyahu, dikutip dari BBC, Minggu (2/3).
Kantor perdana menteri mengklaim bahwa Hamas "sejauh ini menolak" untuk mendukung rencana Witkoff, seraya menambahkan bahwa Israel akan segera memulai negosiasi jika kelompok itu mengubah posisinya.
Rencana utusan AS tersebut memperkirakan bahwa Israel dapat kembali bertempur setelah 42 hari jika Israel yakin negosiasi tahap kedua telah gagal.
Pada Jumat (28/2) malam, Hamas mengatakan tidak akan menyetujui perpanjangan tahap pertama tanpa jaminan dari mediator Amerika, Qatar, dan Mesir bahwa tahap kedua pada akhirnya akan berlangsung.
Hamas tampaknya bertekad untuk tetap menjadi kekuatan di Gaza, meskipun mungkin bersedia menyerahkan pemerintahan sehari-hari kepada aktor Palestina lainnya, termasuk Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, demikian laporan Paul Adams dari BBC dari Yerusalem.
Tahap pertama gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari berakhir pada Sabtu.
Gencatan Senjata Usai 15 Bulan Konflik Pecah
Gencatan senjata tersebut menghentikan pertempuran selama 15 bulan antara Hamas dan militer Israel, yang memungkinkan pembebasan 33 sandera Israel dan lima sandera Thailand untuk sekitar 1.900 tahanan dan tahanan Palestina.
Namun, negosiasi tahap kedua, termasuk pembebasan semua sandera yang masih hidup dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, baru saja dimulai.
Diperkirakan ada 24 sandera yang masih hidup, sementara 39 lainnya diduga telah meninggal.
Advertisement
