Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan lokasi tumbukan asteroid tertua yang diketahui di Bumi, yang terletak di wilayah Midwest Australia Barat, tersembunyi di bawah lapisan batuan yang telah terkikis. Kawah ini, yang kemudian diberi nama Yarrabubba, berusia 2,229 miliar tahun, menjadikannya struktur tumbukan tertua yang pernah diidentifikasi di planet kita.
Melansir laman Phys pada Rabu (05/03/2025), penemuan ini membentuk kembali pemahaman kita tentang sejarah awal bumi dan memperkuat peran dampak asteroid dalam membentuk iklim serta geologi planet ini. Sebelumnya, kawah Vredefort di Afrika Selatan, yang diperkirakan berusia 2,023 miliar tahun, telah lama dianggap sebagai struktur tumbukan tertua di Bumi.
Advertisement
Namun, penelitian baru menempatkan Yarrabubba setidaknya 200 juta tahun lebih tua. Tidak seperti kawah yang lebih muda dan terpelihara dengan baik, Yarrabubba telah mengalami erosi selama miliaran tahun.
Advertisement
Baca Juga
Angin, air, dan aktivitas tektonik telah menghapus semua fitur permukaan yang terlihat, membuatnya hampir tidak terlihat tanpa alat geologi canggih. Terobosan terjadi ketika para peneliti mendeteksi anomali magnetik di bawah permukaan bumi, yang mengungkap pola magnetik berbentuk busur khas struktur dampak yang terkubur.
Sampel batuan dari dalam kawah juga menunjukkan tanda-tanda metamorfisme kejut yang intens, mengonfirmasi asal usulnya dari luar bumi. Penemuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana dampak kuno memengaruhi kondisi atmosfer, faktor penting dalam evolusi kehidupan di Bumi.
Bagi para ilmuwan planet, temuan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana tabrakan asteroid memengaruhi siklus iklim jangka panjang. Salah satu aspek paling luar biasa dari penemuan ini adalah usia kawah tersebut yang sejalan dengan berakhirnya glasiasi Huronian, periode ketika bumi tertutup es.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa peristiwa ini mungkin bukan suatu kebetulan. Peneliti yang dipimpin oleh Thomas Davison dari Imperial College London menjalankan simulasi komputer tentang asteroid selebar 7 kilometer yang menabrak bumi yang tertutup es dengan kecepatan 17 kilometer per detik.
Model tersebut mengungkapkan bahwa dampak tersebut dapat menguapkan sejumlah besar es, menyuntikkan lebih dari 200 miliar ton uap air ke atmosfer. Uap air adalah gas rumah kaca yang kuat, dan pelepasan tiba-tiba ini dapat berkontribusi pada tren pemanasan, membantu menarik bumi keluar dari titik bekunya yang dalam.
Meskipun lokasi tumbukan pertama kali diidentifikasi pada awal 2000-an, usia pastinya masih belum pasti. Sekelompok geolog dari Curtin University di Australia dan Imperial College London di Inggris memecahkan misteri ini dengan menganalisis mineral seperti zirkon dan monasit, yang mengandung uranium yang membusuk menjadi timbal seiring waktu.
Para peneliti menentukan bahwa tumbukan tersebut terjadi 2,229 miliar tahun yang lalu, dengan mengukur pembusukan ini menggunakan penanggalan uranium-timbal. Penelitian mengenai dampak asteroid seperti Yarrabubba tidak hanya penting untuk memahami sejarah geologi bumi, tetapi juga memiliki implikasi bagi studi tentang perubahan iklim dan evolusi kehidupan.
Dampak besar seperti itu dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam iklim global, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup berbagai bentuk kehidupan. Selain itu, mempelajari kawah dampak kuno membantu ilmuwan memahami frekuensi dan konsekuensi dari tumbukan asteroid besar, yang penting untuk menilai risiko di masa depan dan mengembangkan strategi mitigasi.
Penemuan kawah Yarrabubba juga menyoroti pentingnya teknologi dan metode geologi modern dalam mengungkap sejarah tersembunyi planet kita. Dengan alat dan teknik yang lebih canggih, ilmuwan dapat mendeteksi dan menganalisis struktur geologi yang sebelumnya tidak terlihat, membuka jendela baru ke masa lalu bumi dan peristiwa-peristiwa yang telah membentuknya.
Secara keseluruhan, penemuan kawah Yarrabubba menambah pemahaman kita tentang peran dampak asteroid dalam sejarah bumi, termasuk bagaimana peristiwa tersebut dapat mempengaruhi iklim dan kehidupan. Studi lanjutan tentang kawah ini dan struktur dampak lainnya akan terus memberikan wawasan berharga tentang dinamika planet kita dan sejarahnya yang kompleks.
(Tifani)