Liputan6.com, Washington D.C - Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan kewarganegaraan Inggris mencapai angka tertinggi dalam sejarah pada 2024, terutama pada kuartal terakhir yang bertepatan dengan pemilihan kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.
Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Inggris (Home Office), lebih dari 6.100 warga AS mengajukan kewarganegaraan Inggris tahun lalu, meningkat drastis dibandingkan dengan kurang dari 3.000 aplikasi pada 2004, ketika pencatatan data ini pertama kali dimulai.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman CNN, Kamis (6/3/2025), angka ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dari kurang dari 5.000 aplikasi pada 2023.
Advertisement
Lonjakan terbesar terjadi dalam tiga bulan terakhir tahun 2024, ketika lebih dari 1.700 warga AS mengajukan permohonan kewarganegaraan Inggris—jumlah tertinggi dalam satu kuartal selama dua dekade terakhir.
Fenomena ini mengingatkan pada tren serupa yang terjadi pada paruh pertama 2020, ketika lebih dari 5.800 warga AS melepaskan kewarganegaraan mereka, hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan seluruh angka tahun 2019.
Saat itu, banyak analis berpendapat bahwa peningkatan ini disebabkan oleh kombinasi ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Trump dan perubahan kebijakan pajak. Sebagian besar warga AS yang melepaskan kewarganegaraan mereka saat itu sudah menetap di Inggris selama beberapa waktu.
Menurut Alistair Bambridge, mitra di Bambridge Accountants, selain faktor politik, pajak juga menjadi alasan utama warga AS mempertimbangkan untuk berpindah kewarganegaraan.
Donald Trump Bisa Ajukan Kewarganegaraan Inggris?
Menariknya, Trump sendiri secara teknis dapat mengajukan kewarganegaraan Inggris. Ibunya, Mary Anne MacLeod, lahir dan dibesarkan di Skotlandia sebelum pindah ke AS pada usia 17 tahun pada 1930 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Meskipun tidak ada indikasi Trump akan mengambil langkah tersebut, fakta ini menjadi bagian menarik dalam diskusi tentang hubungan politik dan migrasi.
Advertisement
Banyak Warga AS Pilih Kabur
Sementara semakin banyak warga AS yang berusaha mendapatkan paspor Inggris, warga Inggris sendiri juga melakukan hal serupa untuk mengamankan hak tinggal di Eropa.
Setelah referendum Brexit 2016, jumlah warga Inggris yang mengajukan paspor Irlandia meningkat hampir dua kali lipat. Dengan paspor Irlandia, mereka tetap memiliki hak untuk bekerja, tinggal, dan bepergian bebas di seluruh Uni Eropa.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran warga AS atas pemerintahan Trump, beberapa komunitas di Eropa melihat ini sebagai peluang.
Sebuah desa di Italia bahkan meluncurkan situs web yang menargetkan warga AS yang ingin pindah ke Eropa, menawarkan rumah murah dengan harapan dapat menarik penduduk baru dan menghidupkan kembali desa yang mengalami penurunan populasi selama beberapa dekade.
Situs tersebut menawarkan janji menarik bagi ekspatriat Amerika yang ingin meninggalkan negara mereka, "Lelah dengan politik global? Ingin menjalani hidup yang lebih seimbang sambil mendapatkan peluang baru? Saatnya membangun kehidupan baru di surga menakjubkan Sardinia."
