Liputan6.com, Washington D.C - Hadiah Nobel Perdamaian 2025 telah menerima lebih dari 300 nominasi, sebuah angka yang cukup signifikan. Komite Nobel Norwegia mengumumkan telah menerima 338 nominasi, terdiri dari 244 individu dan 94 organisasi.
Jumlah ini lebih tinggi dari tahun lalu yang berjumlah 286 nominasi, namun masih di bawah rekor 376 nominasi pada tahun 2016. Identitas para nominasi dirahasiakan, sesuai dengan tradisi ketat Komite Nobel, namun beberapa nama besar telah muncul ke permukaan dan memicu perdebatan hangat.
Di antara nama-nama yang disebut-sebut adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Paus Fransiskus, dan mantan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Advertisement
Ketiga tokoh ini memiliki peran dan pengaruh global yang signifikan, namun juga memiliki rekam jejak yang kontroversial. Munculnya nama Trump dalam daftar nominasi khususnya telah memicu perdebatan sengit, mengingat kebijakan-kebijakannya yang seringkali dianggap kontroversial, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa politisi Amerika Serikat mengklaim telah menominasikan Trump dan Paus Fransiskus. Anggota Kongres AS Darrell Issa, misalnya, menyatakan telah menominasikan Trump, didorong oleh apa yang disebutnya sebagai upaya Trump dalam membawa perdamaian di Timur Tengah.
Menariknya, nominasi Issa diajukan setelah batas waktu resmi. Namun, anggota parlemen Ukraina Oleksandr Merezhko telah menominasikan Trump pada November 2024, sebelum tenggat waktu resmi berakhir. Meskipun Trump telah dinominasikan pada tahun-tahun sebelumnya, nominasi tahun ini semakin menarik perhatian karena kontroversi yang menyertainya, terutama terkait pembicaraan dengan Moskow mengenai perang di Ukraina dan perubahan kebijakan yang mengguncang sekutu-sekutu Eropa.
Kontroversi Nominasi Donald Trump
Nominasi Donald Trump untuk Nobel Perdamaian 2025 telah menimbulkan kontroversi yang signifikan. Banyak pihak mempertanyakan kelayakannya mengingat kebijakan luar negerinya yang seringkali dianggap agresif dan kontroversial. Beberapa pihak bahkan menyebut nominasi ini sebagai upaya untuk memanipulasi proses penghargaan bergengsi tersebut.
Di sisi lain, pendukung Trump berpendapat bahwa upaya-upaya diplomasi dan negosiasinya, meskipun kontroversial, telah berkontribusi pada upaya perdamaian di beberapa wilayah konflik. Mereka menunjuk pada beberapa kesepakatan perdamaian yang dicapai selama masa jabatannya sebagai bukti kontribusinya terhadap perdamaian dunia. Perdebatan ini menunjukkan betapa kompleks dan multi-facetednya peran seorang pemimpin dunia dalam konteks perdamaian global.
Perlu diingat bahwa proses nominasi untuk Nobel Perdamaian sangat rahasia dan kompleks. Komite Nobel memiliki kriteria penilaian yang ketat dan proses seleksi yang panjang. Keputusan akhir akan diumumkan pada bulan Oktober 2025, dan hanya waktu yang akan menjawab apakah Trump, Paus Fransiskus, atau Stoltenberg akan menjadi penerima penghargaan bergengsi tersebut.
Advertisement
Paus Fransiskus dan Jens Stoltenberg: Tokoh Lain yang Dinominasikan
Selain Donald Trump, Paus Fransiskus dan Jens Stoltenberg juga termasuk di antara tokoh-tokoh yang dinominasikan untuk Nobel Perdamaian 2025. Paus Fransiskus, dengan pesan-pesan perdamaian dan keadilan sosialnya yang konsisten, telah lama menjadi figur penting dalam upaya perdamaian global. Sementara itu, Jens Stoltenberg, sebagai mantan Sekretaris Jenderal NATO, telah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan di Eropa dan sekitarnya.
Nominasi mereka, meskipun tidak memicu kontroversi sebesar nominasi Trump, tetap menunjukkan beragam kontribusi yang diberikan berbagai tokoh dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Komite Nobel akan mempertimbangkan berbagai faktor dan kontribusi mereka dalam menentukan penerima penghargaan.
Proses seleksi Nobel Perdamaian sangat ketat dan transparan. Komite Nobel akan mengevaluasi secara menyeluruh setiap nominasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Keputusan akhir akan diumumkan pada waktunya dan akan menjadi momen penting dalam dunia perdamaian global.
Proses nominasi ini sekali lagi menyoroti beragam tantangan dan peluang dalam menciptakan perdamaian dunia. Dari tokoh-tokoh yang kontroversial hingga pemimpin-pemimpin yang diakui, nominasi Nobel Perdamaian 2025 mencerminkan kompleksitas dan dinamika dunia internasional saat ini.
Meskipun identitas nominasi lainnya masih dirahasiakan, pengumuman ini telah memicu diskusi global tentang arti perdamaian, peran kepemimpinan, dan tantangan dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Kita semua menantikan pengumuman pemenang Nobel Perdamaian 2025 pada bulan Oktober mendatang.
