Liputan6.com, Washington - Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada 24 Maret 1965, sebuah siaran langsung berdurasi 15 menit yang revolusioner membawa masyarakat Amerika merasakan pengalaman seolah-olah menjadi wahana antariksa yang melesat dengan kecepatan tinggi menuju kehancuran di permukaan Bulan.
Berdasarkan laporan BBC On This Day yang dikutip pada Senin (24/3/2025), beredar gambar-gambar yang menampilkan gambar luar biasa dari wahana pendarat Ranger 9, yang dikirim langsung dari kamera internal pesawat luar angkasa tersebut. Kamera-kamera ini mulai merekam pada pukul 08.50 waktu setempat (13.50 GMT) saat wahana jatuh dari ketinggian 1.468 mil (2.363 km) menuju permukaan Bulan.
Penonton televisi diajak dalam perjalanan menegangkan saat Ranger 9 menabrak kawah Alphonsus, yang terletak di dekat pusat permukaan Bulan.
Advertisement
Ranger 9 merupakan wahana terakhir dalam rangkaian misi antariksa yang dijuluki "misi kamikaze". Wahana-wahana ini sengaja diarahkan ke permukaan Bulan untuk mengabadikan sebanyak mungkin gambar sebelum hancur akibat benturan.
Dua wahana sebelumnya, Ranger 7 dan 8, berhasil mengirimkan ribuan gambar Bulan sebelum akhirnya menabrak permukaannya. Namun, Ranger 9 dilengkapi teknologi yang memungkinkan sinyalnya diubah ke format yang bisa disiarkan langsung di televisi domestik, membawa pemandangan Bulan langsung ke rumah-rumah warga Amerika.
Pemirsa yang menyaksikan siaran luar biasa ini melihat serangkaian gambar, dimulai dengan tiga kawah besar Ptolemaeus, berdiameter 85 mil (137 km), Alphonsus, berdiameter 50 mil (80 km), dan Albategnius, lebar 60 mil (96 km).
Lima menit sebelum benturan, ketika wahana masih berjarak 400 mil (644 km) dari permukaan, muncul saluran-saluran yang tampak seperti jalan raya besar. Pada jarak 177 mil (285 km), permukaan Bulan terlihat berbintik dan kasar, menyerupai tampilan kulit manusia dari dekat.
Gambar tetap tajam hingga wahana hanya berjarak 540 meter dari permukaan, sebelum layar tiba-tiba menjadi hitam saat wahana menghantam Bulan. Gambar terakhir diambil hanya dua persepuluh detik sebelum benturan, dan para ilmuwan berharap gambar ini dapat mengungkap detail baru tentang struktur kerak Bulan.
Para ilmuwan pada saat menganalisis gambar-gambar yang diperoleh dari Ranger 9, serta lebih dari 11.000 gambar yang sebelumnya dikirim oleh Ranger 7 dan 8.
Ranger 9: Pendorong Kesuksesan Misi Bulan Amerika
Keberhasilan misi Ranger 9 ini terjadi hanya 24 jam setelah peluncuran Gemini III, langkah kedua dalam upaya Amerika untuk mendaratkan manusia di Bulan. Wahana tersebut membawa dua astronout pertama kalinya Amerika mengirim dua astronot ke luar angkasa secara bersamaan dan akan mengorbit Bumi sebanyak tiga kali sebelum kembali mendarat.
Gambar-gambar yang dikirim Ranger 9 sementara menempatkan Amerika di depan Uni Soviet dalam perlombaan antariksa. Foto-foto tersebut membuktikan bahwa permukaan Bulan mampu menopang bobot wahana berawak sebuah pertimbangan penting bagi para ilmuwan NASA saat itu.
Selain itu, gambar itu juga menunjukkan bahwa meskipun memilih lokasi pendaratan di antara kawah dan pegunungan Bulan merupakan tantangan besar, hal tersebut masih dapat dilakukan.
Gambar-gambar dari Ranger 9 kemudian digunakan dalam pengembangan wahana pendarat Surveyor, yang pertama kali diluncurkan pada 1966. Namun, Uni Soviet lebih dahulu mengirim wahana Luna 9 pada Februari 1966, yang berhasil mengirim gambar dari permukaan Bulan.
Surveyor 1 baru berhasil mendarat empat bulan kemudian.
Ketika Amerika Serikat akhirnya berhasil mendaratkan Neil Armstrong di Bulan pada 21 Juli 1969, ia menginjakkan kaki di area yang dikenal sebagai Sea of Tranquillity (Laut Ketenangan). Lokasi ini dipilih sebagai tempat pendaratan yang aman berdasarkan gambar yang dikirim oleh Ranger 8.
Advertisement
