Protes Anti-Hamas Pecah di Gaza, Warga Palestina Minta Perang Dihentikan

Protes anti-Hamas disebut berlangsung di depan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 26 Mar 2025, 10:16 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 10:16 WIB
Ratusan warga Palestina dilaporkan meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dalam sebuah protes di Gaza Utara pada Selasa (25/3/2025), yang menyerukan diakhirinya perang dengan Israel.
Ratusan warga Palestina dilaporkan meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dalam sebuah protes di Gaza Utara pada Selasa (25/3/2025), yang menyerukan diakhirinya perang dengan Israel. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Ratusan warga Palestina dilaporkan menggelar unjuk rasa di Gaza Utara, meneriakkan slogan anti-Hamas dan menyerukan penghentian perang dengan Israel. Aksi ini digambarkan sebagai protes terbesar terhadap kelompok militan tersebut di wilayah itu sejak serangan 7 Oktober 2023.

Video dan foto yang beredar di media sosial pada Selasa (27/2/2025) malam menunjukkan ratusan orang, sebagian besar pria, menggemakan teriakan "Hamas keluar" dan "Hamas teroris" di Beit Lahia. Kerumunan massa berkumpul sepekan setelah tentara Israel melanjutkan pengeboman intensif di Jalur Gaza usai gencatan senjata hampir dua bulan.

Sejumlah pengunjuk rasa disebut membawa spanduk bertuliskan "Hentikan perang" dan "Kami ingin hidup damai".

Setidaknya satu ajakan untuk bergabung dalam aksi tersebut beredar di jaringan sosial Telegram.

"Saya tidak tahu siapa yang mengorganisir protes ini," kata seorang pria kepada AFP. "Saya ikut untuk menyampaikan pesan mewakili rakyat: Sudah cukup perang," ujarnya, seraya menambahkan bahwa dia melihat anggota pasukan keamanan Hamas yang menyamar sebagai warga sipil membubarkan protes.

Majdi, seorang pengunjuk rasa lain yang enggan menyebut nama lengkap, mengatakan "rakyat sudah lelah".

"Jika solusinya adalah Hamas meninggalkan kekuasaan di Gaza, mengapa Hamas tidak menyerahkan kekuasaan untuk melindungi rakyat?" ujarnya kepada AFP.

Video terpisah menunjukkan puluhan orang di kamp pengungsi Jabalia, di bagian barat Kota Gaza, membakar ban dan menuntut diakhirinya perang.

"Kami ingin makan," teriak mereka.

Promosi 1

Berpotensi Meluas

Warga Gaza Balik ke Pengungsian
Seorang anak laki-laki berjalan dengan jeriken kosong bersama orang-orang yang mengungsi akibat konflik dan melarikan diri dari Beit Hanun, Jalur Gaza utara tiba di Kota Gaza pada 18 Maret 2025. (Bashar TALEB/AFP)... Selengkapnya

Sejumlah warga Jalur Gaza mengatakan protes bisa meluas ke bagian lain wilayah yang dilanda perang itu, yang penduduknya sudah kelelahan dan trauma setelah satu setengah tahun konflik.

Sejak Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, protes sporadis kerap terjadi di Jalur Gaza dengan demonstran menuntut penghentian perang.

Banyak slogan yang dikumandangkan pada Selasa itu mirip dengan gerakan 'Bidna N'eesh' (Kami Ingin Hidup)—sebuah aksi protes ekonomi yang pernah terjadi di Jalur Gaza pada 2019. Kala itu, Hamas menindak keras para demonstran dengan tuduhan bahwa aksi tersebut dikendalikan oleh kelompok rival mereka, Fatah.

Adapun juru bicara Fatah di Jalur Gaza, Monther al-Hayek, pada Sabtu (22/3), menyerukan Hamas untuk mundur dari pemerintahan guna melindungi "kelangsungan hidup" warga Palestina di sana.

Israel kerap menyerukan warga Jalur Gaza untuk melawan Hamas yang berkuasa di wilayah itu sejak 2007.

Jalur Gaza telah hancur oleh perang selama lebih dari 17 bulan antara Israel dan Hamas, dengan situasi kemanusiaan kembali memburuk setelah Israel memblokir bantuan masuk ke wilayah itu pada 2 Maret untuk memaksa militan membebaskan sandera Israel yang tersisa.

Sejak Israel melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza pada 18 Maret, menurut keterangan otoritas kesehatan setempat, setidaknya 792 warga Palestina tewas.

Perang terbaru di Jalur Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang diklaim Israel menewaskan 1.218 orang.

Sementara itu, serangan balasan Israel yang dimulai sejak hari yang sama telah menewaskan sedikitnya 50.021 orang di Jalur Gaza, dengan mayoritas warga sipil.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya