Keajaiban di Mandalay: Wanita Selamat Usai 30 Jam Tertimbun Puing Gempa Myanmar

Setelah gempa dahsyat magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, seorang wanita berhasil diselamatkan dari reruntuhan 30 jam kemudian.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 30 Mar 2025, 11:06 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 11:06 WIB
Gempa Myanmar, Jumlah Korban Tewas Bertambah
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat di Myanmar pada Jumat (28/3/2025) meningkat menjadi 144 orang, sementara 732 lainnya mengalami luka-luka. (Foto: AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Mandalay - Kisah penyelematan tak terduga dilaporkan dari Myanmar. Tim penyelamat mengeluarkan seorang wanita hidup-hidup dari reruntuhan gedung apartemen yang runtuh di Mandalay pada hari Sabtu (29/3), 30 jam setelah gempa dahsyat melanda.

Laporan AFP yang dikutip Minggu (30/3/2025) menyebut Phyu Lay Khaing yang berusia 30 tahun dibawa keluar dari Sky Villa Condominium (Kondominium Sky Villa) oleh tim penyelamat dengan tandu. Ia disambut pelukan sang suami, Ye Aung lalu dibawa ke rumah sakit.

Di antara gedung-gedung yang paling parah terkena dampak gempa Myanmar di kota itu adalah pembangunan Sky Villa Condominium, tempat lebih dari 90 orang dikhawatirkan terjebak.

Gedung yang terdiri dari 12 lantai itu menyusut menjadi enam lantai akibat gempa, dinding hijau pastel yang retak di lantai atas bertengger di atas puing-puing lantai bawah yang hancur.

Tubuh seorang wanita menyembul dari reruntuhan, lengan dan rambutnya terurai.

Tim penyelamat memanjat reruntuhan, dengan susah payah menyingkirkan potongan-potongan puing dan reruntuhan dengan tangan saat mereka berusaha membuka jalan bagi mereka yang terjebak di dalamnya.

Di satu jalan, menara jam biara runtuh dalam posisi miring, jarum jamnya menunjuk ke pukul 12:55 siang -- hanya beberapa menit setelah gempa terjadi.

Bertebaran di sekitar sisa-sisa kehidupan orang-orang - mainan kelinci plastik anak-anak, perabot, dan gambar cakrawala New York.

Beberapa penduduk berlindung di bawah naungan pohon-pohon di dekatnya, tempat mereka bermalam, beberapa barang yang berhasil mereka selamatkan -- selimut, helm sepeda motor -- di samping mereka.

Di tempat lain, tim penyelamat dengan sandal jepit dan peralatan pelindung minimal mengambil dengan tangan puing-puing bangunan, berteriak ke dalam reruntuhan dengan harapan mendengar teriakan seorang penyintas.

"Ada banyak korban di apartemen kondominium. Lebih dari 100 orang berhasil diselamatkan tadi malam," kata seorang petugas penyelamat yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada AFP.

Tim penyelamat yang kelelahan dan kewalahan di kota terbesar kedua di Myanmar memohon bantuan pada hari Sabtu (30/3), saat mereka berjuang untuk membebaskan ratusan orang yang terjebak di gedung-gedung yang hancur akibat gempa bumi yang dahsyat.

Gempa dangkal berkekuatan magnitudo 7,7 hari Jumat (28/3) menghancurkan puluhan bangunan di Mandalay, ibu kota budaya negara itu dan rumah bagi lebih dari 1,7 juta orang.

Promosi 1

Korban Gempa Myanmar Tembus 1.644 Orang

Gedung yang Masih Dalam Proses Pembangunan di Thailand Ambruk
Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar tengah berdampak kepada kerusakan gedung-gedung tinggi di Bangkok. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)... Selengkapnya

Menurut informasi junta militer Myanmar pada Sabtu (29/3/2025), jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo 7,7 meningkat menjadi 1.644 orang. Jumlah ini melonjak setelah banyak jenazah berhasil dievakuasi dari reruntuhan puluhan bangunan yang roboh di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu.

Angka ini naik signifikan dari laporan beberapa jam sebelumnya yang hanya mencatat 1.002 korban tewas. Hal ini menunjukkan sulitnya memastikan jumlah korban di wilayah terdampak yang luas dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah.

Sementara itu, korban luka meningkat menjadi 3.408 orang dan 139 lainnya dinyatakan hilang. Demikian seperti dilansir AP.

Upaya penyelamatan masih berlangsung, terutama di kota-kota terdampak parah seperti Mandalay dan Naypyitaw. Meskipun tim dan peralatan bantuan telah diterbangkan dari negara lain, upaya mereka terhambat karena bandara di kedua kota itu rusak dan tidak bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya