Liputan6.com, Gaza - Warga Palestina di Jalur Gaza tidak punya banyak hal untuk dirayakan pada hari Minggu (30/3/2025), saat mereka mulai merayakan hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Ketika umat Muslim yang biasanya merayakannya meriah, mereka justru tengah dalam kondisi persediaan makanan yang menipis dengan cepat dan perang Israel-Hamas yang belum berakhir.
Banyak yang salat di luar masjid yang hancur tinggal puing, pada hari raya Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan. Hari raya ini seharusnya menjadi momen yang menggembirakan, saat keluarga berkumpul untuk berpesta dan membeli pakaian baru untuk anak-anak — tetapi sebagian besar dari 2 juta warga Palestina di Gaza hanya berusaha untuk bertahan hidup.
Baca Juga
"Ini adalah Idul Fitri yang menyedihkan," kata Adel al-Shaer setelah menghadiri salat di luar ruangan di Kota Deir al-Balah. “Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami. Kami kehilangan siswa, sekolah, dan lembaga kami. Kami kehilangan segalanya.”
Advertisement
20 anggota keluarga besarnya tewas dalam serangan Israel, termasuk empat keponakan muda beberapa hari lalu, kata Adel sambil menangis.
Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan perang awal bulan Maret ini ketika kelompok militan itu menolak menerima perubahan pada perjanjian yang dicapai pada bulan Januari. Serangan Israel telah menewaskan ratusan warga Palestina, dan Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan masuk selama empat minggu.
“Terjadi pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan,” kata Saed al-Kourd, jamaah lainnya. “Kami keluar untuk melakukan ritual Allah agar anak-anak senang, tetapi bagaimana dengan kegembiraan Idul Fitri? Tidak ada Idul Fitri.”
Perang Pecah Sejak 7 Oktober 2023
Perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang. Hamas masih menahan 59 tawanan — 24 di antaranya diyakini masih hidup — setelah sebagian besar sisanya dibebaskan melalui gencatan senjata atau perjanjian lainnya.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam penghitungannya. Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.
Pengeboman dan operasi darat Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan pada puncaknya telah mengungsikan sekitar 90% penduduk.
Advertisement
