Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengumumkan bahwa militernya akan memperluas operasinya di Gaza dan merebut "wilayah yang luas".
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Katz mengatakan operasi yang diperluas tersebut bertujuan untuk "menghancurkan dan membersihkan wilayah tersebut dari teroris dan infrastruktur teroris".
Baca Juga
Wilayah yang direbut akan "dimasukkan ke dalam zona keamanan Israel", katanya, dikutip dari BBC, Rabu (2/4/2025).
Advertisement
Ia mengatakan, hal ini akan memerlukan evakuasi besar-besaran warga Palestina dan mendesak penduduk untuk melenyapkan Hamas dan memulangkan sandera Israel. Ini, katanya, adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang.
Militer Israel dilaporkan telah memulai operasi darat di Rafah pada malam hari.
Pengumuman tersebut menyusul peringatannya minggu lalu bahwa militer akan segera beroperasi dengan "kekuatan penuh" di wilayah tambahan di Gaza.
Israel melancarkan serangan baru ke Gaza pada tanggal 18 Maret, menyalahkan Hamas karena menolak proposal baru AS untuk memperpanjang gencatan senjata dan membebaskan 59 sandera yang masih ditawan di Gaza.
Hamas, pada gilirannya, menuduh Israel melanggar kesepakatan awal yang telah mereka setujui pada bulan Januari. Situasi kemanusiaan di Gaza telah memburuk secara drastis dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel menolak untuk mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza sejak 2 Maret - pemblokiran bantuan terlama sejak perang dimulai.
PBB Kurangi Operasinya di Gaza
Bulan lalu PBB mengumumkan akan mengurangi operasinya di Gaza, satu hari setelah delapan petugas medis Palestina, enam responden pertama Pertahanan Sipil, dan seorang anggota staf PBB dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza selatan.
Militer Israel melancarkan kampanye untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.
Lebih dari 50.399 orang telah tewas di Gaza selama perang berikutnya, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Advertisement
