Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit langka wajah bulan tersenyum diprediksi akan menghiasi langit bumi pada 25 April 2025. Fenomena astronomi yang disebut atau 'smile face moon' itu terjadi saat tiga objek langit terlihat sejajar sedemikian rupa, sehingga susunannya akan menyerupai wajah tersenyum.
Melansir laman Live Science pada Selasa (22/04/2025), fenomena langit ini merupakan bagian dari peristiwa astronomi yang disebut konjungsi tiga benda langit atau triple conjunction. Konjungsi ini terjadi ketika tiga benda langit tampak sangat berdekatan dalam garis pandang dari bumi, menciptakan ilusi visual yang memukau.
Dalam konfigurasi ini, Venus akan tampak paling terang dan berada di posisi “mata kanan” wajah tersenyum, Saturnus akan menjadi “mata kiri”, sementara bulan sabit tipis akan membentuk garis lengkung menyerupai “senyuman”. Venus akan terlihat lebih tinggi di atas cakrawala timur, Saturnus berada sedikit lebih rendah di arah barat daya dari Venus, dan bulan sabit yang ramping akan muncul sedikit lebih rendah dari keduanya dan agak mengarah ke utara.
Advertisement
Fenomena ini dapat disaksikan dari hampir seluruh penjuru dunia, selama langit dalam keadaan cerah dan tidak terhalang awan maupun polusi cahaya. Di Indonesia, pengamat langit disarankan untuk mulai memperhatikan langit timur sejak pukul 05.00 WIB.
Puncak keindahan wajah bulan tersenyum akan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB hingga menjelang matahari terbit, sekitar pukul 06.30 WIB, tergantung lokasi masing-masing. Menariknya, selain ketiga benda langit utama yang membentuk "wajah", planet Merkurius juga akan tampak di bawah formasi ini.
Namun, karena posisinya sangat rendah di ufuk timur dan cahayanya tidak sekuat Venus, Merkurius akan lebih sulit dilihat. Terutama, bagi pengamat yang berada di wilayah dengan cakrawala yang terhalang.
Hujan Meteor
Menariknya, fenomena ini terjadi hanya beberapa hari setelah puncak hujan meteor Lyrids. Hujan meteor ini berlangsung dari 21 hingga 22 April malam.
Hujan meteor ini dapat dilihat mulai pukul 22.30 hingga 05.00 pagi waktu setempat. Dengan kondisi langit yang gelap dan minim cahaya dari bulan sabit, NASA memperkirakan akan terlihat hingga 15 meteor per jam.
Objek induk hujan meteor Lyrid adalah komet C/1861 G1 Thatcher. Nama Lyrid diambil berdasarkan konstelasi Lyra, tempat meteor-meteor tersebut muncul.
Dikutip dari laman NASA pada Selasa (22/04/2025), komet Thatcher ditemukan pada 5 April 1861 oleh AE Thatcher. Ia berinteraksi dengan atmosfer untuk menciptakan hujan meteor Lyrid.
Meski Lyrid tidak cenderung meninggalkan jejak debu panjang dan bercahaya di belakangnya saat melesat melewati atmosfer bumi, mereka tetap dapat menghasilkan kilatan sangat terang. Hujan meteor terjadi saat bumi melintasi jalur komet dan bertabrakan dengan jejak serpihan komet.
Biasanya, ada sekitar 10-20 meteor Lyrid dapat terlihat per jam selama puncaknya. Namun, fenomena hujan meteor Lyrid juga pernah hadir sebanyak 100 meteor yang terlihat per jam.
Diketahui, penampakan hujan meteor Lyrid yang lebat terjadi pada tahun 1803 (Virginia), 1922 (Yunani), 1945 (Jepang), dan 1982 (Amerika Serikat).
(Tifani)
Advertisement
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440200/original/086699600_1765425499-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran_-_2025-12-11T103730.975.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2724518/original/041316200_1549706613-20190209-Petani-Kerambah-Jaring-Apung-Waduk-Jatiluhur-Imam3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5409376/original/019158900_1762854150-Kereta_Rel_Listrik-2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5450945/original/026930700_1766212333-token_klaim.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/791546/original/000355900_1420634735-planet.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5446038/original/003387300_1765871568-Lagidiskon__desktop-mobile__356x469_-_Button_Share.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1429293/original/037383000_1481114577-20161207--Laptop-Acer-Seharga-20-Juta-Jakarta-Angga-Yuniar-01.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5436096/original/000714800_1765162370-pexels-photo-1740919.webp)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4800209/original/049531900_1712900090-shutterstock_2286683503.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442113/original/056839600_1765528039-Ilustrasi_smartphone__tablet__dan_laptop.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441514/original/073297500_1765510798-Depositphotos_547538726_L.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429431/original/070225500_1764586417-pexels-yankrukov-9072212.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434294/original/022663100_1764921813-Depositphotos_209735730_L.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5424660/original/045643900_1764150556-IMG-20251126-WA0006.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429377/original/065579200_1764583822-pexels-shkrabaanthony-5264912.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5428662/original/071057300_1764557835-Depositphotos_170438662_L.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5426355/original/026522800_1764302989-Depositphotos_189719384_L.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5415137/original/055240200_1763361833-pexels-muffinsaurs-1214212.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1789149/original/088180200_1512351626-20171203-Keindahan-Supermoon-di-Berbagai-Negara-AP-7.jpg)