Militer pemerintah Mesir telah melancarkan operasi pembersihan terhadap basis pendukung Presiden Terguling Mohammed Morsi. Akibatnya sekitar 525 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Selain melancarkan operasi militer, pemerintah juga memperpanjang penahanan Morsi yang kini ditahan di tempat rahasia. Ia akan ditahan 30 hari lagi. Demikian yang dimuat Al-Arabiya, Kamis (15/8/2013).
Presiden dari Ikhwanul Muslimin ini tengah diproses hukum atas dugaan kerja sama dengan kelompok Hamas Palestina terkait serangan terhadap kantor polisi dan pembobolan penjara di Mesir pada awal 2011 lalu.
Ketika itu, para tahanan politik dari kelompok Ikhwanul Muslimin -- partai Morsi -- melarikan diri saat pemberontakan besar-besaran dalam menggulingkan diktator Hosni Mubarak.
Dugaan kejahatan itu sedang diusut pengadilan untuk mengetahui bagaimana para napi menjebol penjara pada akhir Januari 2011, setelah adanya dugaan bahwa kelompok Morsi meminta bantuan kepada penguasa Hamas di Gaza.
Sebelumnya, pada Rabu 14 Agustus kemarin, militer Mesir melakukan operasi pembersihan di Rabaa al-Adawiya dan Nahda. Koresponden Al-Jazeera, Jane Ferguson melaporkan, aksi itu sangat tragis.
"Sangat mengerikan. Penuh dengan jasad di jalan," kata Jane.
Koresponden BBC di lokasi kejadian, Khaled Ezzelarab melaporkan dirinya melihat sekitar 140 jasad dibawa ke Masjid Eman.
"Masjid tersebut terletak di dekat basis pendukung Morsi di Lapangan Rabaa al-Adawiya," jelas Khaled. (Riz)