Pria China Dieksekusi Mati Karena Bunuh 2 `Budak Seks`

Pengadilan Luoyang menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Li Hao atas penyekapan, pemerkosaan, pembunuhan, dan pengaturan bisnis prostitusi.

oleh Riz diperbarui 22 Jan 2014, 17:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2014, 17:30 WIB
hukum-mati-140122b.jpg

Li Hao (36), pria kejam asal China, dieksekusi mati atas perbuatannya memperkosa dan membunuh wanita yang ia jadikan budak seks. Ada 6 wanita yang disekap Li Hao. Dua di antara perempuan tersebut tewas dibunuh pelaku.

Pengadilan Luoyang menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Li Hao pada November 2012 atas penyekapan, pemerkosaan, pembunuhan, dan pengaturan bisnis prostitusi terhadap para korban. Lelaki itu juga dikenai denda 10 ribu yuan atau sekitar Rp 121,4 juta. Juga haram baginya untuk berpolitik.

Li Hao kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Henan. Namun ditolak. Hukuman mati itu kemudian disetujui Mahkamah Agung Rakyat China. Dan kini Li Hao dilaporkan telah dieksekusi mati.

"Sesuai hukum, Li Hao telah dieksekusi mati setelah diberikan kesempatan untuk bertemu sanak keluarga di Luoyang," demikian pernyataan yang dirilis Pengadilan China, seperti dimuat Want China Times, Rabu (22/1/2014).

Tak disebutkan bagaimana dan kapan Li Hao dieksekusi mati.

Pada Agustus 2009, Li Hao membangun penjara bawah tanah di Luoyang. Ia kemudian menyekap dan menahan 6 perempuan di tempat tersebut dengan tempo waktu yang bervariasi, sekitar 2 sampai 21 bulan.

Selama disekap, para korban diperkosa Li Hao berulang kali. Mereka juga dipaksa untuk melayani pelanggan Li Hao selama beberapa hari, pada Agustus hingga awal September 2011.

Tiga korban di antaranya dikenai hukuman karena membantu pembunuhan terhadap 2 korban lain atas perintah Li Hao. Ketiga perempuan itu dihukum penjara, tak disebutkan berapa masa hukumannya. Namun kemudian mereka mendapat keringanan hukuman.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, motif Li Hao melakukan kejahatan tersebut adalah demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat. Saat ditangkap pada September 2011, Li Hao sudah menikah dan mempunyai bayi berusia 8 bulan.

Pengungkapan kasus ini terbilang sangat lambat. Karena itu, Kepala Kepolisian Luoyang meminta maaf kepada publik dan menskors 4 anak buahnya yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus perbudakan dan prostitusi tersebut. (Riz/Ein)

Baca juga:

Polusi China `Menyebar` Hingga Los Angeles
Gumpalan Rambut Besar Ditemukan dalam Perut Gadis China
`Aksesori ` Baru Kaum Tajir di China: Bodyguard Perempuan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya