Anak Indonesia, Sudah Kurang Gizi, Merokok Pula

Prevalensi anak pendek (stunting) di Indonesia masih tinggi, antara 22 sampai 36,6 persen

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Feb 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2014, 10:00 WIB
rokok-anak-140211b.jpg

Liputan6.com, Jakarta Prevalensi anak pendek (stunting) di Indonesia masih tinggi, antara 22 sampai 36,6 persen. Angka diperoleh dari penelitian yang dilakukan Royal Friesland Campina, South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) pada 2011.

Karena itu, para orangtua diharap mampu memberi rangsangan dan paham betul persoalan pemenuhan gizi ini pada anak-anaknya.

"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, secara gizi anak harus makan banyak pangan hewani, sayur, dan buah. Namun sayang, sebanyak 93,5 persen orang Indonesia di atas usia 10 tahun, tidak cukup dalam pemenuhan konsumsi sayur dan buah," kata Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dalam diskusi `Nutrisi Terjangkau Untuk Membantu Penanganan Masalah Gizi Kurang Untuk Anak Usia Sekolah` di Auditorium Frisian Flag, Ciracas, Jawa Barat, Rabu (26/2/2014)

Menurut Hardinsyah, kondisi ini semakin diperparah dengan fakta sebanyak 1,4 persen usia sekolah merokok. Dengan begitu, pemenuhan gizi seimbang tak akan berhasil bila tak diimbangi dengan pola hidup yang sehat juga. Selain itu, dengan rutin berolahraga pun dapat mencegah hal ini terjadi.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya