Ada Penampung Bra Bekas untuk Disumbangkan

Tak semua perempuan mampu membeli bra. Itulah yang membuat Sue Sidik, wanita dari Singapura mengajak wanita menyumbangkan bra bekas pakai.

oleh Melly Febrida diperbarui 09 Apr 2014, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2014, 13:00 WIB
Ada Penampung Bra Bekas Pakai untuk Disumbangkan
(Foto: Facebook Uplift Project - Singapore)

Liputan6.com, Jakarta Tak semua perempuan mampu membeli bra (Breast Holder/BH). Itulah yang membuat Sue Sidik, wanita dari Singapura mengajak wanita yang memiliki bra tidak terpakai lagi untuk disumbangkan.

Sidik merupakan koordinator Uplift Project, sebuah gerakan yang memberikan bra baru, yang sudah dipakai atau yang disukai wanita. Ibu dua anak itu mengumpulkan bra untuk disumbangkan dan mengirimkan ke berbagai LSM. Bra-bra itu kemudian didistribusikan kepada perempuan tak mampu serta gadis muda yang kurang beruntung.

"Mereka semua (bra) sumbangan dari semua lapisan masyarakat, saya mendapatkan bra ini dari perusahaan juga. Mereka memberi kami bra karena tak bisa lagi dipakai karena ukurannya atau mereka membeli  bra baru dan ini merupakan koleksi yang lama," kata Sidik seperti dilansir DivaAsia, Rabu (9/4/2014).

Terkadang Sidik merasa terharu karena sejumlah wanita rela membeli bra baru hanya untuk disumbangkan ke perempuan lain. "Tapi Anda tak perlu membeli. Saya memberitahu Anda, selama itu tak digunakan lagi dan ada di lemari, Anda bisa menyumbangkannya," katanya.

Ketika Sidik menerima paket bra untuk disumbangkan, ia mengecek satu persatu dan memeriksa apakah kondisinya masih baik.  "Ada beberapa wanita di belahan dunia ini tak mampu membeli bra karena untuk kebutuhan sehari-hari.

"Jadi uang yang mereka miliki, mereka gunakan untuk membeli makanan sebagai gantinya. Karena bra dianggap barang mewah," kata Sidik.

Menurutnya, karena mahalnya tersebut beberapa wanita itu memilih tak memakai bra.

Untuk bra yang disumbangkan, lanjut Sidik, LSM memastikan memberikan bra dengan benar. Bra juga dikirim ke organisasi yang membantu korban sex trafficking dan orang-orang yang memberikan bantuan kepada anak-anak dan remaja.

"Kami menerima semua ukuran, tapi kami tidak menerima yang tidak praktis. Artinya mereka terlalu tembus pandang, banyak rendah, atau bersifat cabul..

"Tak bisa digunakan karena talinya terlalu longgar atau terlalu kotor.. Kami juga tak menerima bra yang strapless," kata Sidik.

Selain bra, Sidik juga menerima celana dalam tapi ini hanya dalam kondisi yang baru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya