Dua Hari Anak Diare Tak Sembuh, Segera Bawa ke Dokter!

Kaum ibu cobalah lebih peka terhadap kondisi buah hatinya dan jangan sampai nyawanya tidak tertolong karena kecerobohan dirinya sendiri.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Mei 2014, 17:37 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 17:37 WIB
Diare_Anak
Seorang anak penderita diare terkulai lemas (AFP PHOTO / Yuri CORTEZ)

Liputan6.com, Jakarta Orangtua jangan mengabaikan diare yang dialami anak Anda. Umumnya, sang ibu tidak menyadari sang buah hati itu mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh karena diare. Parahnya, kondisi itu baru diketahui sewaktu anak sudah tidak tertolong lagi.

Untuk itu, dr. Gregorius Bimantoro dari TanyaDok.com menyarankan agar ibu lebih peka terhadap kondisi buah hatinya dan jangan sampai nyawanya tidak tertolong karena kecerobohan dirinya sendiri.

"Anak bayi itu cepat banget dehidrasinya. Dan di Indonesia, tidak sedikit bayi meninggal karena dehidrasi. Sebaiknya, satu sampai dua hari setelah mengalami mencret, segeralah dibawa ke dokter," kata dia dalam acara `Mari Rayakan Joyful Moment Anak Melalui Bebeclub` di Otel Lobby Kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa (13/5/2014)

Dalam satu kasus, kata pria yang akrab disapa Bimo,  ia pernah menangani bayi yang mengalami dehidrasi dan nyawanya tidak dapat tertolong lagi. Ketika ibunya ditanyakan langsung kondisi sebenarnya, dengan penuh penyesalan si ibu menjawab baru membawa anaknya ke dokter setelah tujuh hari mengalami mencret.

"Seminggu mencret baru dibawa ke dokter, ya habislah. Kita bantuin, cuma, ada yang selamat dan ada yang tidak selamat," kata dia menambahkan.

Sebenarnya, orangtua dapat dengan mudah mengetahui apakah buah hatinya mengalami dehidrasi atau tidak. Yaitu, kondisinya melemas. "Anaknya aktif, tapi pada satu waktu dia tidak terlalu aktif. Pasti kelihatanlah. Selain itu, kalau anak tidak keluar air mata, waspada itu dehidrasi juga," kata dia menerangkan.

Bimo menekankan, waktu pemeriksaan ini pun tak dapat dipukul rata untuk semua bayi yang ada di Indonesia. Semuanya, harus dilihat dari jarak antara rumah ke pusat kesehatan masyarakatnya.

"Kalau tinggalnya masih di Jabodetabek, gampanglah. Tapi, kalau tinggalnya di daerah Jawa Barat bagian selatan, ke puskesmas saja butuh waktu tidak sebentar," kata Bimo menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya