Liputan6.com, Jakarta Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) DR Sinyo Harry Sarundajang mengusulkan agar Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center) di Rumah Sakit Prof RD Kandou Manado dijadikan pusat penelitian jantung di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu ini nanti fungsinya bukan semata-mata untuk menyembuhkan orang sakit. Lebih dari itu, RS ini bisa jadi pusat penelitian di KTI, kata Gubernur Sarundajang di Manado, Rabu (21/5/2014).
Acara Soft Launching Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu itu berdiri megah di kompleks RS DR RD Kandou Manado, telah dilakukan pada 20 Mei 2014.
Advertisement
"Sampai saat ini penyakit jantung dan otak belum ada tandingan, dibanding dengan penyakit lain," tandas Sarundajang sembari meminta agar Dinas Kesehatan Provinsi Sulut terus melakukan sinergi dengan RS DR RD Kandou dalam mengembangan gedung ini untuk menjadi pusat penelitian di KTI.
Gubernur Sarundajang bangga dengan kehadiran gedung pusat jantung dan otak terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center). "Ini merupakan mimpi saya semenjak menjadi Gubernur Sulut tahun 2005 lalu, "ujar Sarundajang.
Meurut Sarundajang dari tahun ke tahun bersama para stakeholders kesehatan di daerah ini terus berjuang kepada pemerintah pusat untuk bisa menghadirkan gedung ini agar bisa membantu masyarakat Sulut yang mengalami gangguan kedua penyakit tersebut.
Sarundajang salut kepada para dokter Unsrat Manado yang bertugas di rumah sakit RD Kandou, walaupun sarana dan prasarana terbatas.
Kepala instalasi Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu Dr. Adrian Tangkilisan,SPB-BTKv menyatakan latar belakang didirikannya instalasi ini karena tingginya tingkat kematian akibat penyakit stroke dan jantung di Sulut. Juga karena tingkat kepedulian masyarakat Sulut sangat tinggi terhadap kesehatan, tetapi ketika dirawat atau memeriksa kesehatan harus keluar daerah.
Karena itulah program pembangunan instalasi ini dijalankan dengan penanganan terpadu atau holistik dari berbagai disiplin ilmu mulai dari jantung, saraf, bedah jantung/paru dan pembuluh darah, bedah saraf, radiologi, rehabilitasi medik, dan laboratorium klinik. Semua ditangani secara bersama tanpa ada pengkaplingan dokter.
Sementara itu, RS DR RD Kandou Manado Dr Max Rondonuwu mengatakan gedung tersebut dibangun dengan dana APBN selama empat tahun memiliki empat lantai.
Lantai satu terdapat ruang poliklinik, ruang emergensi dan ICCU, lantai dua memiliki ruang operasi dan ruang CAT laboratorium, lantai tiga terdapat ruang rawat inap serta latani empat menjadi pusat perkantoran dan ruang rapat.
Gedung Cardiac and Brain center merupakan salah satu gedung termegah di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya Gubernur Sarundajang telah melihat langsung ruang operasi dan CAT laboratorium yang dilengkapi alat kesehatan (alkes) dari Jerman dan Italia.