Liputan6.com, Jakarta Jelang musim haji, kekhawatiran makin meluasnya penularan virus mematikan ebola makin meningkat. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan kondisi darurat kesehatan global karena penularan ebola begitu cepat dengan 90 persen korbannya meninggal.
Meski begitu Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Fidiansjah,SpKJ, MPH mengatakan, calon jemaah haji tidak perlu panik. Ini karena perilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah ebola, sama seperti The
Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
"Sejauh ini memang tidak ada vaksin tapi perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan pakai sabun, pakai masker dan sebagainya,"katanya saat ditemui di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Advertisement
Alasan lain yang tidak perlu dikahawatirkan, lanjut Fidiansyah, adanya isolasi bagi korban ebola sehingga akses masuk dan keluar dari negara terinfeksi sangat ketat. Otomatis, interaksi antara warga terjangkit yang pergi ke arab saudi juga kecil.
"Praktis ebola tidak akan membawa kepanikan. Tapi Indonesia siap dengan kondisi apapun. Kita ada thermal scaner di embarkasi dan debarkasi, leaflet, poster, dan sama saat MERS, di dalam tas-tas jemaah ada panduan untuk mencegah penyakit,"ujar Fidiansjah.