Liputan6.com, Jakarta Sungguh miris apa yang dialami Alifa Ramadani, balita yang masih berusia 2 tahun, pasangan Syafruddin dan Sri Astuti, warga RT 05 RW 01, Kelurahan Lempeh, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), makin hari tubuhnya mengalami penyusutan.
Penuturan ibunda Alifa, Sri Astuti, Sebelumnya bocah bungsunya tersebut lahir dalam keadaan premature yaitu sebulan lebih awal dari perkiraan kelahiran. Dan saat usianya menginjak 3 bulan, dia melihat ada perubahan fisik pada badan putri bungsunya itu.
Baca Juga
“Waktu lahir normal, setelah tiga bulan baru kelihatan makin kecil, jadi saya dan suami saya bawa dia ke dokter dan puskesmas” tutur Sri Astuti saat ditemui awak media, Selasa (21/10/2014) malam.
Advertisement
Tidak ada yang mengetahui secara pasti apa sebenarnya jenis penyakit yang diderita Alifa. Tubuh Alifa yang kecil, dan kedua tangan dan kakinya yang kusut menjadi tanda tanya baik dokter maupun pihak puskesmas akan jenis penyakit tersebut.
Di rumah yang letaknya di ujung run away Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa Besar tersebut, keluarga Alifa hidup serba kekurangan. Sang ayah yang hanya bekerja sebagai buruh tani dan ibunya sebagai pedagang sayur yang hanya mengandalakan hasil jualannya. Mereka tidak mampu membiayai pengobatan putri satu-satunya itu.
Bahkan, Sri Astuti mengaku hingga saat ini tidak ada tindakan medis lanjutan terhadap anaknya meskipun petugas kesehatan Posyandu telah mengetahui keberadaan dan kondisi anaknya. "Mereka (petugas posyandu) datang dan melihat dan duduk duduk tapi tidak ngasi keterangan apapun," ujar dia.
Sementara itu, Ketua RW setempat yang baru mengetahui keadaan Alifa kaget melihat ukuran tubuh alifa yang diluar besar tubuh anak-anak seusianya. Dia tidak pernah tau Alifa menderita penyakit seperti itu.
“Saya baru tahu saat dilaporkan oleh calon kader. Awalnya saya tidak percaya dengan cerita kader saya. Masa iya ada anak berusia 2 tahun lebih yang ukuran kakinya sebesar jempol tangan kita,” ungkap Hamsyah, ketua RT setempat.
Melihat keadaan tersebut Hamsyah meminta bantuan dan perhatian dari pemerintah baik pemerintah daerah dan dinas setempat, ataupun pemerintah pusat untuk memberikan bantuan kepada Alifa.
Mengenai kondisi fisik Alifa, Konseling Gizi Puskemas Kota Unit II Saptina Nurbani rencananya akan mengunjungi kediaman Alifa dan memberikan tindakan medis kepada Alifa. Pihaknya juga belum berani memastikan penyakit apa yang dialami bocah yang masih berumur dua tahun tersebut.
"Kami belum tahu persis, apakah itu disebabkan oleh asupan makanan atau adanya penyakit penyerta," kata Saptani.
Saptina menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun dari petugas di Posyandu yang mengkaver alamat Alifa, diketahui ternyata orang tua Alifa tidak pernah membawa anaknya ke Posyandu untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin.
(Hans Bahanan)