Mensos: Toleransi Sudah Jadi Budaya Nusantara

Indonesia dengan penduduk 259.940.857 juta jiwa, 250 suku bangsa, 6 agama besar, serta 17.583 pulau merupakan anugerah.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Nov 2014, 21:48 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 21:48 WIB
Lubang Buaya, Saksi Bisu Kekejaman PKI di Indonesia
Monumen Pancasila Sakti didirikan untuk mengenang keberhasilan Pancasila dalam membendung paham komunis di Indonesia, Jakarta, Selasa (30/9/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dengan penduduk 259.940.857 juta jiwa, 250 suku bangsa, 6 agama besar, serta 17.583 pulau merupakan anugerah. Namun bisa menjadi potensi konflik, bila sikap toleransi tidak hadir di tengah masyarakat.

“Kondisi di atas adalah anugerah luar biasa. Di lain sisi bisa menjadi potensi konflik jika tidak ada toleransi,” kata Menteri Sosial khofifah Indar Parawansa saat penyerahan obor perdamaian untuk perayaan Hari Toleransi Internasional di Jakarta, Minggu (16/11/2014) pagi.

Sejarah mencatat, di bumi nusantara sudah tercipta dengan baik sikap toleransi yang kuat di antara ragam suku dan budaya sebagai bagian dari kearifan lokal.

“Sikap toleransi tercermin dalam ajaran luhur Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi satu, ” katanya.

Menteri Sosial (Mensos) menerima obor perdamaian yang dibawa pawai perdamaian. Tahun lalu, obor dipegang utusan dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang diserahkan ke peserta dari Jakarta di bunderan Hotel Indonesia (HI) dan berhenti di Gedung Kebudayaan, Patung Kuda.

Kemudian, obor perdamaian diterima Mensos dan diserahkan kepada Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Ibu Nurmawati Bantilan, sebagai tanda kesediaan Sulteng menjadi tuan rumah obor 2015.

Selain itu, Mensos menyampaikan orasi budaya bertema "damai dalam kebhinekaan". Orasi tersebut sebagai semangat untuk Indonesia yang majemuk agar bersatu dalam kebhinekaan di rumah besar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelum rangkaian acara ditutup, Mensos menyerahkan penghargaan untuk almarhum musisi dan penyanyi Franky Sahilatua. Ia sebagai sosok yang punya perhatian akan masalah kepedulan sosial dan toleransi melalui lirik-lirik lagunya.

Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan UNESCO mengadopsi prinsip toleransi sebagai sebuah deklarasi yang menegaskan pentingnya promosi dan menjamin toleransi.

UNESCO menetapkan 16 November 1995, sebagai Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap tahun di hampir seluruh negara di dunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya