Biseksual Lebih Tertekan Dibandingkan Lesbian

Liputan6.com, London Meski sejumlah perempuan yang mengalami orientasi seksual sudah terbuka dan mengaku dirinya seorang lesbian, tapi tidak sedikit pula yang masih `mencari jati diri` dengan menjadi seorang biseksual.

Berhati-hatilah bagi perempuan biseksual. Survei di Inggris menemukan perempuan biseksual lebih menderita daripada seorang lesbian. Mulai dari merasa tertekan, menyakiti diri sendiri, hingga mengembangkan masalah makan.

Dari hasil penelitian yang telah dipublikasikan ke dalam Journal of Public Health diketahui sebanyak 64 persen perempuan biseksual melaporkan mengalami masalah makan, 37 persen dengan sadar menyakiti dirinya sendiri, 26 persen mengalami depresi, 20 persen lebih merasa cemas terhadap segala situasi yang tengah dihadapinya.

Pada 2007, peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine telah melakukan satu analisa yang melibatkan 5.700 orang perempuan biseksual dan lesbian berusia 14 tahun yang tinggal di Inggris. Hasilnya, biseksual merasa kurang percaya diri untuk bersosialisasi dengan banyak orang, dan kurang nyaman untuk berada di dalam satu hubungan, baik hubungan pekerjaan maupun hubungan lainnya.

Memang, bila dibandingkan dengan perempuan lesbian, perempuan biseksual kurang mendapatkan diskriminasi terkait pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan keluarga.

"Meski perempuan biseksual dalam studi kami melaporkan mengalami sedikit diskriminasi, tapi dari segi kesehatan mental mereka kurang beruntung," kata salah seorang penulis studi, Dr Ford Hickson seperti dikutip Daily Mail, Jumat (16/1/2015).

Saat para peneliti melakukan studi yang melibatkan perempuan biseksual dan lesbian berusia tua, diketahui bahwa perempuan biseksual selalu berpikir untuk bunuh diri. Dan perempuan biseksual melaporkan bahwa kesehatan fisiknya terus menurun, dan cenderung menggunakan ganda agar hidupnya merasa lebih tenang.